Jumat, 15 DESEMBER 2023 • 06:20 WIB

Fakta Lengkap Pulau Poveglia yang Jadi Neraka di Laguna Venesia: Suara Tak Kasat Mata hingga Legenda Dokter Gila

Author

Pulau Poveglia .
INDOZONE.ID - Di antara gondola yang berayun dan romansa kanal Venesia, tersembunyi sebuah pulau dengan sejarah yang kelam dan aura mencekam: Poveglia.

Pulau kecil yang terisolasi di Laguna Venesia ini bukan sekadar cerita hantu dan mitos, melainkan saksi bisu tragedi dan kekejaman masa lalu, khususnya selama wabah pes yang pernah membelenggu Eropa.

Wabah Membawa Teror ke Pulau Karantina

Sebelum wabah pes menghantam Eropa pada tahun 1348, Poveglia sudah memiliki reputasi suram.

Digunakan sebagai tempat pengasingan korban penyakit menular sejak abad ke-5, pulau ini dijauhi oleh warga Venesia karena aura kematian yang tertinggal di udara. Namun, kedatangan Pes mengubah Poveglia menjadi neraka dunia.

Pada abad ke-14, wabah pes melanda Eropa, termasuk Venesia. Wabah ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang ditularkan melalui kutu tikus. Wabah pes ini menewaskan jutaan orang di seluruh Eropa, dan Venesia menjadi salah satu kota yang paling terdampak.

Untuk mencegah penyebaran wabah pes, Venesia menutup pintu gerbang kotanya dan melarang kapal-kapal yang datang dari luar kota.

Selain itu, Venesia juga membangun beberapa tempat karantina di pulau-pulau di lagunanya, termasuk Pulau Poveglia.

Baca Juga: Pulau Poveglia, Pulau Angker Tempat Pengasingan Korban Pes di Italia

Poveglia dipilih sebagai tempat karantina karena lokasinya yang terpencil dan sulit dijangkau. Pulau ini memiliki luas sekitar 0,089 kilometer persegi, dan hanya memiliki satu jalan masuk.

Kehidupan di Poveglia

Pulau Poveglia.

Kehidupan di Poveglia selama wabah pes sangatlah mengerikan. Para penderita pes diasingkan ke pulau ini, dan dibiarkan mati tanpa perawatan medis yang layak.

Para penderita pes di Poveglia hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka dipaksa tinggal di barak-barak yang kotor dan pengap, dan tidak memiliki akses ke makanan atau air yang bersih.

Bau kematian sangat menyengat di Poveglia. Mayat-mayat penderita pes ditumpuk di tumpukan besar, dan dibakar untuk mencegah penyebaran penyakit.

Diperkirakan lebih dari 160.000 orang meninggal di Pulau Poveglia selama wabah Pes. Mayat-mayat mereka dikuburkan di pulau ini, dan membentuk kuburan massal yang sangat besar.

Dari Karantina ke Rumah Sakit Jiwa: Trauma yang Tak Pernah Padam

Pulau Poveglia.

Setelah wabah pes mereda, Pulau Poveglia ditutup dan ditinggalkan. Namun pada abad ke-18, pulau ini dibuka kembali. Bukan untuk para korban penyakit, melainkan untuk tujuan yang tak kalah mengerikan: rumah sakit jiwa.

Bangunan-bangunan tua yang dingin dan suram, saksi bisu penderitaan para korban pes, kini menjadi penjara bagi jiwa-jiwa yang terluka.

Kisah-kisah tentang metode pengobatan brutal, eksperimen tak berperikemanusiaan, dan teriakan histeris bergema di pulau ini. Sekali lagi, Poveglia menjadi tempat di mana keputusasaan dan penderitaan berkuasa.

Metode Pengobatan Brutal

Pasien-pasien di Rumah Sakit Jiwa Poveglia menerima perawatan yang tidak manusiawi. Mereka sering kali diikat dan dipukuli, dan bahkan dipaksa untuk mengonsumsi obat-obatan yang berbahaya.

Salah satu metode pengobatan yang paling mengerikan adalah lobotomi. Ini adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memotong saraf otak. Prosedur ini sering kali dilakukan tanpa anestesi, dan menyebabkan kerusakan permanen pada otak pasien.

Eksperimen Tak Berperi Kemanusiaan

Pasien-pasien di Rumah Sakit Jiwa Poveglia juga sering kali menjadi sasaran eksperimen medis. Para dokter sering kali melakukan eksperimen yang berbahaya dan tidak etis, tanpa persetujuan dari pasien.

Salah satu eksperimen yang paling mengerikan adalah eksperimen elektrokonvulsi. Eksperimen ini dilakukan dengan memberikan kejutan listrik ke otak pasien, yang sering kali menyebabkan pasien mengalami cedera serius, bahkan kematian.

Teriakan Histeris

Kehidupan di Rumah Sakit Jiwa Poveglia adalah mimpi buruk yang tak berkesudahan. Para pasien menderita secara fisik dan mental, dan banyak yang akhirnya menyerah pada kematian.

Teriakan histeris tak kasat mata dikabarkan sering kali terdengar dari dalam bangunan-bangunan tua di pulau ini. Teriakan-teriakan ini adalah suara penderitaan dan keputusasaan yang tak tertahankan.

Legenda Dokter Gila

Pulau Poveglia.

Salah satu legenda yang paling terkenal tentang Pulau Poveglia adalah legenda tentang "Dokter Gila". Legenda ini menceritakan tentang seorang dokter yang bertugas di rumah sakit jiwa Poveglia pada abad ke-18.

Dokter ini dikatakan telah menjadi gila karena melihat terlalu banyak penderitaan di pulau ini. Ia mulai membunuh pasien-pasiennya, dan bahkan diyakini telah memakan beberapa organ mereka.

Legenda ini menambah kengerian pulau Poveglia, yang sudah dihantui oleh bayang-bayang kematian.

Versi Legenda

Ada beberapa versi tentang legenda dokter gila ini. Versi yang paling umum menceritakan seorang dokter muda yang ambisius dan percaya bahwa ia dapat menemukan obat untuk penyakit mental.

Dokter muda ini mulai melakukan eksperimen pada pasien-pasiennya. Ia menggunakan metode pengobatan yang brutal dan tidak manusiawi, bahkan hingga membunuh beberapa pasiennya.

Semakin lama, dokter muda ini semakin gila. Ia mulai percaya bahwa dirinya adalah dewa, dan bahwa ia dapat menyembuhkan penyakit mental dengan memakan organ-organ manusia.

Pada akhirnya, dokter muda ini dibunuh oleh para pasiennya sendiri. Namun, hantunya dikatakan masih menghantui Pulau Poveglia hingga saat ini.

Bukti-Bukti

Tidak ada bukti sejarah yang dapat membuktikan kebenaran legenda dokter gila ini. Namun, legenda ini telah menjadi bagian dari cerita rakyat Venesia selama berabad-abad.

Beberapa orang percaya bahwa legenda ini didasarkan pada kisah nyata seorang dokter yang benar-benar menjadi gila dan membunuh pasien-pasiennya. Namun, yang lain percaya bahwa legenda ini hanyalah cerita horor yang dibuat-buat untuk menambah kengerian Pulau Poveglia.

Lebih dari Sekedar Pulau: Monumen Kekejaman dan Pelajaran Sejarah

Pulau Poveglia.

Poveglia bukan hanya sekadar pulau terpencil dengan kisah menakutkan. Ini adalah monumen kepedihan, pengingat bagi kita tentang kerapuhan hidup dan pentingnya belas kasih. Kisahnya bukan untuk ditakuti, tetapi untuk direnungkan, untuk mengenang para korban dan belajar dari kesalahan masa lalu.

Poveglia adalah peringatan bahwa tragedi seperti wabah pes dan kekejaman rumah sakit jiwa tidak boleh terulang. Kegelapan yang pernah menyelimuti pulau ini harus menjadi pelajaran agar kita lebih menghargai kesehatan, kemanusiaan, dan kebebasan.

Rencana untuk mengubah Poveglia menjadi resor wisata menuai kontroversi. Bagi banyak orang, pulau ini harus dibiarkan terpencil, menjadi tempat untuk mengenang para korban dan merenungkan kekejaman yang pernah terjadi. Membangun resort di atas kuburan massal dan bekas rumah sakit jiwa dianggap tidak etis dan menghina memori para korban.

Mengunjungi Poveglia: Menatap Wajah Kegelapan Masa Lalu

Meskipun tertutup untuk umum, beberapa tur berpemandu menawarkan pengalaman mengunjungi Poveglia. Bagi mereka yang berani, pulau ini menawarkan kesempatan untuk merenungkan sejarah kelamnya dan belajar dari kekejaman masa lalu.

Namun, penting untuk diingat bahwa Poveglia adalah tempat yang sensitif, bukan sekadar objek wisata.

Menghargai memori para korban dan bersikap hormat terhadap sejarah kelamnya adalah hal yang penting.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators,

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: