Pada abad ke 19, Kartini merasa bahwa kehidupan sosial masyarakat Jawa, terutama Jepara, masih sangat kuat terikat pada norma-norma adat.
Baca Juga: Deretan Konspirasi Kartini: Dari Dituduh Pro Poligami, Diracun hingga Fremason
Menurut Kartini, adat di bagian timur sangatlah kuat dengan adanya peraturan di masyarakat yang dianggap sangat membatasi gerak seorang perempuan.
Bagi masyarakat Jawa, seorang perempuan memiliki kedudukan di bawah laki-laki.
Hal tersebut tercermin dalam sebuah keyakinan, bahwa anak pertama sebaiknya adalah seorang laki-laki karena dianggap dapat “mendem jero lan mikul duwur” (menjaga derajat orang tua jika memiliki kedudukan baik di masyarakat).
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat jawa masih dangat kental dengan sistem patriaki, yang lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan.
Dengan adanya hal tersebut, emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh Kartini memiliki dampak yang panjang dan terus berlanjut dalam memperjuangkan kesetaraan gender, serta membangun indentitas nasional yang kuat bagi bangsa Indonesia.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Arifah, N. K., & Novita, A. (2023). Pendidikan Nasionalisme