Lukisan ini menampilkan gelombang laut yang menggulung, hampir mengancam kapal-kapal yang ada di depannya, sementara Gunung Fuji yang jauh di latar belakang terlihat sebagai simbol identitas nasional Jepang yang terancam.
Gelombang besar yang tampaknya siap menghantam, menggambarkan ketidakpastian dan kecemasan Jepang terhadap kekuatan asing yang mulai memasuki negeri mereka.
Karya ini juga menyoroti kreativitas Hokusai dalam seni cetakan kayu. Di tengah tradisi cetak kayu Jepang yang konservatif, Hokusai memperkenalkan gaya baru yang terpengaruh oleh teknik-teknik Barat, menjadikan karyanya lebih dinamis dan dramatis.
Baca Juga: Alami Kejadian Mistis, Pelukis Ini Dihantui hingga Miliki Karya Luar Biasa
Gelombang yang menggulung dalam The Great Wave menjadi simbol dari ketegangan sosial dan politik yang melanda Jepang pada akhir era Edo, saat negara itu perlahan membuka diri terhadap dunia luar.
Selain The Great Wave, Hokusai juga menghasilkan berbagai karya lain yang menggambarkan ombak dan laut, seperti Rowing Boats in Waves at Oshioki dan View of Honmoku of Kanagawa.
Setiap karya menampilkan kemampuannya menangkap hubungan antara alam dan perasaan manusia terhadap ancaman, serta harapan terhadap dunia luar yang terhubung melalui perdagangan dan eksplorasi.
Hokusai meninggal pada 1849 dalam usia 89 tahun, meninggalkan warisan seni yang tak ternilai.
Karya-karyanya, terutama The Great Wave, tetap menjadi salah satu ikon penting dalam seni Jepang dan terus menginspirasi seniman di seluruh dunia.
Hokusai tidak hanya dikenal sebagai pelukis dan ahli cetak kayu, tetapi juga sebagai seorang seniman yang mampu merekam momen-momen penting dalam sejarah Jepang dengan cara yang unik, penuh makna, dan selalu relevan hingga saat ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: JSTOR