Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 07 DESEMBER 2024 • 14:25 WIB

Siklon Bhola: Bencana Alam Mematikan yang Melahirkan Kemerdekaan bagi Bangladesh

Siklon Bhola. (Jamhoore)

INDOZONE.ID - Siklon Bhola merupakan bencana alam yang melanda Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) pada 12 November 1970. Nama Bhola diambil dari salah satu pulau besar di delta Sungai Teluk Benggala. Siklon ini tidak bisa disebut sebagai bencana alam yang biasa karena siklon ini sangat mematikan dan membawa kehancuran dengan merenggut nyawa lebih dari setengah juta jiwa.

Pada masa itu, Bangladesh masih menjadi bagian dari Pakistan Timur dan belum mendapatkan kemerdekaannya. Keadaan politik yang tegang dan ditambah dengan perbedaan budaya antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur menjadikan situasi pada saat itu semakin memanas.

Saat itu sudah ada peringatan mengenai bencana alam yang akan melanda setempat. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa siklon yang datang akan sangat dahsyat. Pada hari dimana siklon itu datang, langit berubah menjadi gelap dan angin bertiup lebih kencang dari biasanya.

Para nelayan dan penduduk di sekitar pantai merasa ada sesuatu yang janggal. Tetapi tidak ada alarm yang berbunyi sebagai tanda peringatan bahaya. Angin kencang itu lalu berubah menjadi lebih dahsyat dengan kecepatan maksimum mendekati 130 mph atau 205 km/jam yang tercipta di Teluk Benggala. Kemudian, angin dengan cepat bergerak ke daratan dengan kecepatannya yang dapat merusak apa saja yang dilewatinya.

Baca Juga: Beda dari BRIN, BMKG Kaitkan Cuaca Buruk dengan Bibit Siklon Tropis, Ini Dampaknya

Selain angin kencang, siklon Bhola juga membawa gelombang laut setinggi 10 meter yang dalam sekejap dapat merobohkan bangunan dan melenyapkan hampir setengah juta nyawa dan dalam hitungan jam, desa-desa di dataran rendah hilang dari peta.

Masyarakat pesisir Bangladesh sebenarnya sudah terbiasa menghadapi siklon. Namun, terdapat kekeliruan informasi yang disampaikan oleh pemerintah Pakistan Barat melalui radio dengan menyebutkan bahwa siklon yang akan datang dengan tingkat merah empat yang memberi simbol bahwa siklon yang akan datang sangat dahsyat.

Namun, informasi yang diperoleh masyarakat Pakistan Timur menganggap siklon yang akan datang sebagai siklon yang biasa karena mereka menggunakan skala yang berbeda. Masyarakat Pakistan Timur menggunakan skala 1-10 sedangkan di Pakistan Barat hanya menggunakan skala 1-4 yang mana skala 4 merupakan tertinggi.

Kekeliruan informasi ini berujung fatal, yang membuat masyarakat Bangladesh tidak siap untuk menghadapi siklon yang sangat dahsyat.

Banyak yang beranggapan bahwa kekeliruan informasi yang disampaikan oleh pemerintah Pakistan Barat ke Pakistan Timur merupakan kesengajaan dan bagian dari rencana untuk menyingkirkan penduduk yang memberontak. Karena pada masa itu, Pakistan masih terbagi atas dua wilayah besar yang terpisah oleh India.

Baca Juga: Bhut Jolokia, Cabe Terpedas di Dunia dari India dan Bangladesh

Meski kedua wilayah tersebut berada dalam pemerintahan yang sama, tetapi banyak perbedaan etnis, budaya, dan bahasa. Suku Bengali dari Pakistan Timur merasa diabaikan oleh pemerintah pusat yang dipegang oleh Pakistan Barat. Keadaan semakin memanas setelah hasil pemilu pada 1970 menyatakan bahwa Liga Awami, sebagai partai politik dari Pakistan Timur yang mendapat 160 kursi di parlemen namun kekuasaan tetap berada di tangan Pakistan Barat.

Pemerintah Pakistan Barat yang saat itu dipimpin oleh Yahya Khan dianggap sengaja tidak memberikan peringatan siklon ke Pakistan Timur untuk mengurangi jumlah populasi yang dianggap dapat mengancam stabilitas Pakistan dengan semakin besarnya gerakan Pro kemerdekaan di Pakistan Timur

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Aoml, Jamhoor.org

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Siklon Bhola: Bencana Alam Mematikan yang Melahirkan Kemerdekaan bagi Bangladesh

Link berhasil disalin!