Kategori Berita
Media Network
Rabu, 29 MEI 2024 • 13:30 WIB

Membedah Kisah Heroik Lubu, Panglima Pemberontak Paling Disegani di Dinasti Han

Ilustrasi Lubu di masa Dinasti Han.

INDOZONE.ID - Lubu, atau Lubu Fengxian, adalah sosok yang begitu ikonik dan kontroversial dalam catatan sejarah Dinasti Han akhir. Namanya begitu mengagumkan hingga dijuluki "Penguasa Kekacauan" dan "Kuda yang Tidak Dapat Dijinakkan" karena ketangkasannya di medan perang dan reputasi sebagai pemberontak tangguh.

Lubu lahir pada tahun 147 M di wilayah Xiapi, Provinsi Henan. Sejak muda ia telah menunjukkan bakat militer yang gemilang. Pada usia 20-an, ia bergabung dengan pasukan di bawah pimpinan Ding Yuan dan mengabdi pada Dinasti Han. Ketangkasannya dalam pertempuran yang luar biasa membuat Ding Yuan mengangkatnya sebagai komandan pasukan kavaleri, menandai awal karirnya yang cemerlang.

Namun ketika kudeta keluarga baru merebut kekuasaan di ibukota pada 189 M, Lubu justru memulai perjalanannya sebagai seorang pemberontak.

Awalnya ia berpihak pada Yuan Shao untuk menumpas pemberontak, tetapi setelah Yuan Shao gagal, Lubu berpindah memihak Dong Zhuo, gubernur jahat yang mengambil alih kendali ibukota.

Baca Juga: Cai Lun, Penemu Kertas dari Dinasti Han Tiongkok

Bersama Dong Zhuo, Lubu menggempur pasukan para penentangnya dan merebut wilayah sekitar ibukota Luoyang. Kekuatan militernya yang tangguh membuat namanya semakin disegani di mana-mana. Bahkan setelah Dong Zhuo terbunuh pada 192 M, Lubu terus mengembangkan kekuatannya sendiri, menduduki Suksesi Han sebagai boneka kaisar.

Pada 194 M, ketika Yuan Shu yang ambisius mengangkat dirinya sebagai penguasa Suksesi Han lainnya, Lubu bergabung dengannya demi mendapat kekuasaan lebih besar. Namun sekali lagi, Lubu menunjukkan sifat pengkhianatannya yang tipikal. Ketika Yuan Shu kalah dalam perang, Lubu berpaling darinya, menghambat pergerakannya dan mengambil alih wilayah kekuasaannya di sekitar Sungai Huai.

Pasca pengkhianatannya terhadap Yuan Shu, Lubu akhirnya menjadi diri sendiri. Ia menduduki wilayah Puyang dan Xuzhou, membangun basis kekuatannya di sana. Lubu dikenal sebagai pemimpin yang karismatik dan disegani oleh bawahannya. Ia mampu mengumpulkan prajurit tangguh termasuk manajer logistik terampil seperti Chen Gong untuk mendukung ambisinya.

Ilustrasi Lubu Fengxian

Baca Juga: Kisah Sukses Revolusi Putih dalam Mencapai Swasembada Susu di India

Pertempuran paling epik yang dilakoni Lubu adalah ketika menghadapi Cao Cao, seorang bangsawan yang juga mengincar kekuasaan di era akhir Dinasti Han. Pada pertempuran di Puyang (193 M), Lubu berhasil mengalahkan Cao Cao dan membuat lawannya itu kehilangan pasukan terbanyak. Namun konflik keduanya tak pernah terselesaikan hingga akhir hayat Lubu.

Kisah hidup Lubu yang penuh gejolak akhirnya menemui akhir yang tragis. Chen Gong, mantan manajer logistik kepercayaannya, berkhianat dengan melancarkan kudeta pada 199 M. Dalam pertempuran di Xiapi, Lubu kalah dan terpaksa melarikan diri. Namun akhirnya dia tertangkap dan dihukum mati oleh pengikut setianya sendiri pada 199 M, mengakhiri legenda seorang penguasa kekacauan yang sekaligus menjadi panglima paling disegani di zamannya.

Meski kontroversial karena tindakan pemberontakannya, Lubu tetap dihormati sebagai panglima tangguh dan pemberontak paling disegani di era Tiga Kerajaan Cina. Ketangkasannya di medan perang yang gemilang membuat namanya diabadikan dalam Percakapan Tiga Kerajaan, karya sastra klasik Cina yang mendokumentasikan kisah para pahlawan pada masa itu. Sosoknya yang penuh drama dan ambisi kekuasaan senantiasa menjadi ikon populer dalam sejarah Cina kuno.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Wikipedia

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Membedah Kisah Heroik Lubu, Panglima Pemberontak Paling Disegani di Dinasti Han

Link berhasil disalin!