Kategori Berita
Media Network
Selasa, 12 DESEMBER 2023 • 16:10 WIB

Sepak Terjang Shinsengumi, Pasukan Penjaga Keamanan Kekaisaran Jepang di Zaman Edo

Jika ada yang melanggar kode etik ini mereka akan dijatuhi hukuman seppuku yaitu bunuh diri dengan mengoyak perut setelah itu bagian kepala akan ditebas dengan pedang. Wakil kapten, Hijikata tak segan menghukum anggota yang melanggar kode etik, dikarenakan mereka memegang prinsip bushido, jika ada yang melanggar hukuman wajib dijatuhkan.

Tahun 1864 terjadi sebuah insiden Ikedaya, insiden yang diciptakan oleh faksi anti-shogun yang berencana membakar ibu kota lama Kyoto dan menculik kaisar.

Shinsengumi berhasil mencegah insiden ini dan berhasil menyelamatkan Kyoto dari musibah serta melindungi kaisar. Shinsengumi pada akhirnya mendapatkan pengakuan langsung dari kaisar, pengaruh mereka meluas, dan Shinsengumi dilibatkan dalam menjaga keamanan ibu kota seperti berpatroli, penyelidikan, meredam kerusuhan dan memberantas pemberontak.

Baca Juga: Mengenal Sosok Yuki Onna, Wanita Cantik Jepang yang Bisa Ciptakan Salju Mematikan

Setelah itu Shinsengumi selalu terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang menyangkut pemerintahan, sosial, dan oganisasi sendiri. Tahun 1865 insiden Aburanokoji, Shinsengumi bergabung dengan domain Satsuma dan domain Aizu untuk melawan domain Chushu yang memberontak kaisar.

Keterlibatan ini menegaskan Shinsengumi sebagai pasukan pejuang di dalam perjuangan politik. Shinsengumi juga mengalami gejolak internal selama masa berdirinya, mulai dari pergantian pemimpin, perebutan kekuasaan, perbedaan pandangan, dan masalah pribadi.

Serizawa Kamo dan Niimi Nishiki dikeluarkan dari kelompok karena perilaku mereka yang barbar dan menimbulkan kekhawatiran yang serius untuk kelompok. Pada saat puncak perselisihan pada tahun 1864 Kondo Isami dan Hijikata Toshizo beserta Shinsengumi membunuh Seirizawa Kamo dan Niimi Nishiki. Setelahnya kepemimpinan diambil oleh Kondo dan sistem kelompok mengalami perubahan.

Selain itu Shinsengumi juga diterpa konflik internal lainnya. Inti masalah dari konflik itu adalah kode etik yang mereka pegang, Kyokuchu Hatto. Siapapun yang melanggar hukuman ini akan melakukan seppuku, hukuman ini dianggap berat dan akibatnya terjadi ketegangan di dalam kelompok yang mengarahkan mereka pada pertikaian.

Baca Juga: Rawarontek, Ilmu Jawa Kuno yang Banyak Digunakan Pendekar Agar Kebal Terhadap Serangan

Salah satu anggota membelot dan membentuk kelompok tandingan yang dinamakan Goryo Eji. Tak lama kemudian dia dibunuh dikabarkan ulah Shinsengumi.

Pada akhirnya saat kekuasaann Keshogunan mulai melemah beberapa anggota mulai mengalami kegoyahan dan mulai mempertanyakan kesetiaan mereka dan masa depan yang akan datang.

Karena itu melemahnya kekuasaan Keshogunan dan konflik internal membuat ketegangan di dalam kelompok dan membuat mereka mulai masuk pada tahap yang semakin memburuk dan membuat kelompok ini mengalami keretakan dan menuju kehancuran.

Pengaruh Shinsengumi sangat erat kaitannya dengan kekuasaan shogun. Pada saat kekuasaan Tokugawa memudar, Shinsengumi juga memudar, Shogun melemah, Shinsengumi juga melemah.

Pada tahun 1868 terjadi perang saudara yang melibatkan pasukan pro kekaisaran dan pasukan pro keshogunan, perang yang dinamai perang Boshin. Perang ini menjadi pertanda awal berakhirnya Shinsengumi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: HistorySkills

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Sepak Terjang Shinsengumi, Pasukan Penjaga Keamanan Kekaisaran Jepang di Zaman Edo

Link berhasil disalin!