INDOZONE.ID - Kerajaan Gowa-Tallo di Sulawesi Selatan menjadi bukti berdirinya kesultanan Islam di masa lalu. Kerajaan Gowa-Tallo merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang ada di Sulawesi Selatan.
Kerajaan Gowa-Tallo ini pada masanya dikenal memiliki kekuatan militer dengan pengaruh yang kuat. Di masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia Timur.
Menurut catatan sejarah, Kerajaan Gowa-Tallo ini dulu dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar, kesultanan Islam yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17 di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin.
Awal mula berdirinya Kerajaan Gowa-Tallo yaitu dari bersatunya dua kerajaan berbeda di Sulawesi, yakni Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Gabungan dari kedua kerajaan itu menjadi cikal bakal Kerajaan Makassar.
Baca Juga: Mengenal Orang Kasim atau Eunuch, Pria Tanpa Alat Kelamin yang Berperan Penting dalam Sejarah
Seperti dilansir dari Repositori UIN Alauddin Makassar berjudul "Politik Islamisasi Kerajaan Gowa-Tallo Terhadap Tiga Kerajaan Tellumpoccoe Pada Abad XVII" tahun 2016, disebutkan bahwa awal mula berdirinya kerajaan Gowa-Tallo ini terjadi pada abad ke-14 Masehi.
Tepatnya pada tahun 1490, kala itu Kerajaan Gowa berhasil menaklukkan kerajaan Tallo di bawah pemerintahan Raja Gowa ke-9 yakni Karaeng Matandre, Kareang Manguntungi, Tuma'parisi Kallona. Saat itu, Kerajaan Tallo dipimpin Samaranluka TUni Labu ri Suriwa yang merupakan Raja Tallo yang ke-2.
Setelah penaklukan itu, dibuatlah sebuah perjanjian setia yang disertai sumpah antara kedua raja dari Kerajaan tersebut. Sumpah antara kedua kerajaan tersebut berbunyi sebagai berikut.
"Barang siapa yang mengadu domba kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo, maka dia akan dikutuk oleh dewata".
Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penjelajahan Christopher Columbus ke 'Dunia Baru' yang Kini Disebut Amerika
Sejak itu hubungan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo menjadi sangat erat dan tak terpisahkan. Bahkan ada ungkapan menggambarkan hubungan antara dua kerajaan itu dengan sebutan "sereji ata, naruang karaeng" yang artinya satu rakyat dua raja.
Karena keterkaitan itu, dua kerajaan ini disebut sebagai kerajaan kembar Gowa-Tallo kemudian bersatu menjadi Kerajaan Makassar. Dalam struktur kekuasaan kerajaan kembar tersebut, Raja Gowa bertindak sebagai raja, sedangkan Raja Tallo bertindak sebagai mangkubumi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators