Siku Yaghan di Tierra del Fuego, Chili.
Perempuan memiliki peran yang setara, bertanggung jawab dalam mendayung kanu, mengumpulkan makanan, serta mengambil keputusan dalam rumah tangga.
Kedatangan penjajah Eropa pada abad ke-16 membawa perubahan besar. Diskriminasi, hilangnya tanah, dan penyakit yang dibawa orang luar menurunkan populasi suku Yaghan.
Meski misionaris dan penjelajah Eropa berupaya mencatat budaya mereka, banyak nilai asli yang tergerus.
Kini, sebagian tradisi Yaghan masih dapat disaksikan di museum seperti Museo Antropológico Martín Gusinde di Chili. Meskipun jumlah mereka makin sedikit, suku Yaghan tetap menjadi bukti adaptasi manusia dengan alam di wilayah paling berat di dunia ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Gusinde Anthropological Museum