INDOZONE.ID - Sebagian besar dari kamu mungkin masih mengingat nuansa masa lalu ketika Gelantik Jawa sangat mudah ditemukan.
Mungkin kamu memiliki kenangan indah sedang bermain dengan teman sebaya dan dengan riang gembira menangkap burung satu ini. Kamu pun mungkin beberapa yang termasuk sebagai penikmat/kolektor dan memelihara burung unik ini.
Burung ini juga sering disebut sebagai hama karena selamu membuat para petani padi merugi. Gelantik Jawa ini tentunya membawa banyak kenangan bagi Sebagian besar dari masa lalu kita.
Namun kini burung yang ikonik ini telah masuk kedalam daftar merah hewan yang terancam punah. Hal ini dikarenakan pemburuan yang tidak terkendali.
Baca Juga: Mengungkap Mitologi Enggang, Burung Keramat dari Kalimantan
Berikut ini ada 6 fakta unik yang mungkin belum kamu ketahui tentang Gelantik Jawa:
Gelantik Jawa (Java sparrow) atau adda oryzivora merupakan sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 15 cm.
Burung satu ini, sesuai dengan namanya, hanya dapat ditemukan paling banyak di Pulau Jawa. Selain itu Gelantik Jawa juga dapat ditemukan di daratan sekitar Pulau Jawa seperti Bali dan Pulau Bawean
Ternyata tidak cinta sejati tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi juga oleh Gelantik Jawa. Burung satu ini termasuk monogomi atau Gelantik Jantan dan betina hanya memiliki 1 pasangan seumur hidupnya.
Baca Juga: Panglima Burung, Pelindung Orang Dayak yang Cinta Damai dan Melegenda
Rata-rata Gelantik Jawa hanya memiliki umur 2 sampai 3 tahun saja. Dalam beberapa kasus juga ditemukan Gelantik Jawa hidup hingga berumur 7 tahun walau demikian, banyak yang tidak mengetahuinya, sebenarnya Gelantik Jawa dapat hidup hingga 9 tahun dengan kondisi khusus.
Selain kicauannya yang indah dan corak unik dari Gelantik Jawa, beberapa orang juga memelihara hewan satu ini karena mempercayai legenda. Dalam Primbon Jawa, burung gelatik sering dianggap sebagai lambang keberuntungan.
Bentuk fisiknya yang indah rupanya dijadikan alasan oleh banyak orang untuk menganggap satwa ini sebagai burung hias dan menjadikannya peliharaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Animalia