Drama Teater 1920 berjudul Rossumovi Univerzaini Roboti (RUR).
INDOZONE.ID - Di zaman modern kayak sekarang, penggunaan robot maupun artificial intelligence (AI) makin sering kita jumpai dimanapun kita berada. Tentunya dengan penggunaan kedua teknologi itu membuat pekerjaan kita jadi lebih gampang.
Di sisi lain, penggunaan robot maupun AI bisa kita ibaratkan sebagai "pisau bermata dua". Kalau digunakan oleh orang yang benar, tentunya kita bisa merasakan manfaatnya.
Tapi jika berada di tangan orang yang salah, bisa menimbulkan penyalahgunaan yang dampaknya fatal.
Baca Juga: Studi Menakutkan: Manusia Lebih Percaya Wajah yang Dihasilkan AI Daripada Wajah Asli
Eksistensi soal robot dan AI sudah diramalkan lewat beberapa media, salah satunya media hiburan.
Banyak sekali film, serial TV, novel sampai komik yang sudah memberikan kita gambaran tentang penggunaan robot dan AI di masa depan.
Nah, dari sekian banyak media, drama teater era 1920-an ini menjadi salah satu media yang memprediksi bahaya dari teknologi robot dan AI.
Seperti apa? Berikut pembahasannya!
Rossumovi Univerzaini Roboti atau yang disingkat menjadi R.U.R adalah sebuah judul drama teater bergenre sci-fi karya Karel Capek, seorang penulis asal Republik Ceko.
Drama ini dipentaskan pertama kali di tanggal 2 Januari 1921 di kota Hradec Kralove, Republik Ceko.
Drama ini dibuka dengan memperlihatkan sebuah pabrik yang memproduksi robot, di mana para manusia buatan ini digunakan sebagai buruh pabrik.
Menurut alur ceritanya, robot-robot ini sering disalahartikan sebagai manusia pada umumnya. Bahkan saking "miripnya", tidak ada perbedaan yang mencolok antara manusia dan robot.
Kita akan diperkenalkan dengan Helena, sang tokoh utama. Diceritakan Helena adalah putri dari seorang direktur pabrik terkemuka di kota.
Ia pergi ke sebuah pabrik pembuat robot yang bernama Rossum's Universal Robot.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejarah dari pabrik tersebut. Disana, Helena bertemu dengan Harry Domin, pemilik pabrik robot tersebut.
Diceritakan kalau semuanya bermula di tahun 1920, saat Rossum dan keponakannya datang ke pulau tempat dimana pabrik tersebut dibangun.
Tujuannya adalah untuk mempelajari biologi kelautan di pulau itu. Setelah 12 tahun, Rossum menemukan sebuah material organik yang memiliki komposisi kimia yang unik di dalamnya.
Baca Juga: Miliki Kecerdasan Buatan AI, 'Wanita' Ini Jadi Debt Collector Tersukses di Perusahaan
Usai penemuan itu, Rossum dan keponakannya berdebat soal penggunaan material organik itu.
Rossum berniat untuk menciptakan robot hewan sebagai bukti kalau Ia mampu menyamai kuasa Tuhan, sementara keponakannya hanya ingin membuat robot yang bisa dijadikan ladang bisnis di masa depan.
Keponakannya Rossum merasa kesal karena idenya ditolak sang Paman. Diam-diam Ia mencuri material temuan mereka untuk menciptakan robot.
Setelah "saatnya tiba", si keponakan mengurung Rossum bersama robot ciptaannya. Saat itulah si keponakan melihat sang Paman untuk terakhir kalinya.
Kembali ke masa kini, seluruh dunia sudah memproduksi robot dalam skala masif. Oleh karena itu, harganya menjadi "lebih murah" dibandingkan saat robot itu diproduksi pertama kali di dunia.
Setelah mendengar ceritanya Harry, Helena yang kebetulan menjadi anggota Liga Kemanusiaan merasa tidak setuju dengan perlakuan manusia terhadap para robot di masa kini.
Menurutnya, robot juga pantas diperlakukan seperti buruh manusia pada umumnya, terutama mendapat upah dari pekerjaannya. Harry keberatan dengan pendapatnya Helena.
Baca Juga: Studi Ungkap Teknologi AI dengan Rongten Dada Berguna untuk Bedakan Kasus COVID-19
Menurutnya robot ya robot, mereka hanyalah makhluk ciptaan manusia yang dibuat untuk menjadi "pembantu". Harry juga berpendapat kalau memberi robot upah dari pekerjaannya adalah hal yang bodoh.
Helena berhasil terpengaruh oleh kata-katanya Harry, Ia bahkan jadi ikut membenci organisasi yang Ia ikuti. Hal terduga pun terjadi setelahnya, di mana Harry ternyata jatuh cinta pada Helena usai berdebat soal robot.
Helena pun membalas cintanya Harry dan akhirnya merekapun memutuskan untuk menikah. Latar waktu drama pun maju ke 10 tahun berikutnya, dimana teknologi sudah semakin maju.
Dunia saat itu sudah hampir dikendalikan semuanya oleh teknologi robot, termasuk bidang perekonomiannya.
Satu waktu, Helena datang ke pabrik Rossum untuk melihat robot ciptaan Dr. Gall, salah satu ilmuwan di pabrik itu.
Ia berhasil membuat robot yang lebih canggih dan lebih pintar dibandingkan robot sebelumnya.
Di satu sisi, Helena menyukai ciptaannya Dr. Gall, tapi di sisi lain Helena tahu kalau ciptaan Dr. Gall dapat mengancam keselamatan umat manusia.
Setelah melihat presentasinya Dr. Gall, Helena diam-diam menemukan catatan formula pembuatan robot milik Dr. Gall.
Ia mengambil catatan tersebut lalu membakarnya agar kehancuran umat manusia akibat robot bisa dicegah.
Baca Juga: Peneliti Kembangkan Alat Berbasis AI untuk Bantu Tenaga Kesehatan Rawat Pasien COVID-19!
Saat hendak menyelesaikan robot ciptaannya, Dr. Gall tidak menemukan catatan formulanya. Ia pun terpaksa menyelesaikan ciptaannya tanpa menggunakan fomula yang sudah dibuat.
Sialnya, hal tersebut malah membuat robot barunya mengalami error.
Akibatnya, robot tersebut dapat mengendalikan dirinya sendiri dan mulai mengancam eksistensi manusia di Bumi.
Berkat kepintarannya, robot ciptaan Dr. Gall sukses meng-upgrade kepintaran para robot yang ada di pabrik.
Kemudian, Ia mulai mengajak semua robot yang ada di muka bumi untuk menghabisi nyawa para manusia.
Para karakter manusia dalam drama tersebut berkumpul dalam satu forum untuk mencari cara untuk menghentikan aksi pemberontakan para robot.
Di tengah-tengah berjalannya forum, para robot pun datang dan menghabisi nyawa para karakter manusia yang tersisa.
Menjelang saat-saat terakhirnya, barulah Helena mengaku kalau Dialah yang mencuri dan membakar catatan formulanya Dr. Gall.
Helena tidak menyangka kalau akhirnya akan menjadi seperti ini. Pengakuan Helena membuat kesal para manusia dan robot. Setelah itu, Helena harus ikut menghembuskan bersama para manusia yang lain.
Tapi, ceritanya belum berakhir sampai situ. Para robot menyisakan satu orang manusia bernama Alquist untuk menjadi sosok "Tuhan" baru bagi para robot.
Adegan kemenangan para Robot usai memusnahkan manusia di Bumi.
Mereka mengenali Alquist karena kerja kerasnya sebagai buruh di pabrik robot Rossum.
Di bagian epilog, ceritanya beberapa tahun setelah aksi pemberontakan robot terjadi. Semua manusia telah punah, terkecuali Alquist. Ia menjadi satu-satunya manusia yang kini dipekerjakan oleh para robot.
Sebagai pemimpin para robot di muka bumi, terpilihlah Primus, model robot yang paling canggih dan pintar di antara para robot yang ada di muka bumi.
Sebagai pendamping, Primus memilih robot wanita yang menjadi ciptaan pertamanya Dr. Gall. Robot wanita itu diberi nama Helena.
Di era 1920-an, istilah "Robot" mungkin masih asing di telinga masyarakat dunia.
Saat itu, masyarakat masih memakai istilah "Automaton" atau "Android" untuk merepresentasikan sosok sang manusia buatan.
Ternyata, istilah "Robot" mulai santer terdengar usai drama "R.U.R" ini sukses digelar di seluruh dunia.
Dalam artikel yang dibuat oleh koran Lidove Noviny, Karel mengaku mendapat inspirasi kata "Robot" dari Kakaknya, Josef Capek.
Karel (kiri) dan Josef (kanan) Capek.
Menurut masyarakat Republik Ceko, kata "Robot" atau "Robota" artinya buruh yang dipekerjakan secara paksa, dengan kata lain budak yang dipaksa bekerja oleh tuannya.
Robot yang disajikan dalam drama ini tidak seperti Robot yang biasa kita lihat saat ini.
Mereka tidak dibuat dari gabungan rangkaian elektronik dan perangkat mekanik, melainkan dibuat dari organisme biologis khusus yang dibentuk menyerupai manusia.
Konsep robot yang seperti ini bisa kita lihat contohnya pada makhluk Replicants di film "Blade Runner" dan makhluk Cylons di serial TV "Battlestar Galactica".
Per tahun 1923, drama ini sukses dibuat dalam versi 30 bahasa lainnya, membuatnya sebagai salah satu drama teater tersukses di Eropa dan Amerika Utara saat itu.
Penilaian media, kritikus sampai para ahli memberikan tanggapan yang positif bagi drama ini. Tapi, Karel malah tidak terima dengan semua tanggapan itu.
Kebanyakan menilai drama "R.U.R" menggambarkan betapa mengerikannya teknologi masa depan jika ditangani oleh pihak yang salah.
Mereka bahkan menganggap drama tersebut sebagai “ancaman yang sangat serius”.
Sementara Karel melihat dramanya sebagai drama komedi yang masih menunjukkan bahwa manusia masih bisa bertahan walaupun robot sudah menguasai dunia. Soal itu kembali kepada preferensi masing-masing.
Selain ditampilkan ke dalam drama dengan bahasa yang sudah diterjemahkan, "R.U.R" juga diadaptasi ke dalam beberapa media, mulai dari sinetron TV sampai drama radio.
Baca Juga: Teater, Cara Yunani Kuno Memberikan Persembahan Kepada Dewa
Sejumlah media hiburan ternama juga menjadikan "R.U.R" sebagai referensi, sebut saja "Star Trek", "Batman: The Animated Series", "Deus Ex: Mankind Divided" sampai "Mother/Android".
Writer: Victor Median
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia