Pakar Forensik Masih Meragukan Keakuratan Tes DNA Identitas Jack The Ripper, Benarkah Aaron Kosminski?
INDOZONE.ID - Ahli interpretasi DNA forensik, Jarrett Ambeau, dalam wawancara terkait klaim penemuan identitas Jack the Ripper oleh sejarawan Russell Edwards, menyatakan keraguan terhadap keakuratan temuan tersebut.
Seperti yang diketahui sebelumnya, seorang sejarawan bernama Russell Edwards mengklaim bahwa ia berhasil mengungkap siapa Jack the Ripper sebenarnya lewat tes DNA dari sebuah selendang yang ditemukan di lokasi pembunuhan. Karena kecocokan DNA itu 100% mengarah ke Aaron Kosminski. seorang imigran asal Polandia yang pindah ke Whitechapel, Inggris.
Menurut Edwards, ia membeli selendang itu pada tahun 2007. Katanya, selendang tersebut ditemukan di tempat tewasnya salah satu korban, Catherine Eddowes. Edwards sangat yakin dengan temuannya.
Meski begitu, beberapa ahli masih meragukan apakah DNA yang ditemukan benar-benar cukup kuat untuk membuktikan bahwa Kosminski adalah Jack the Ripper. Salah satunya Jarrett Ambeau.
Baca Juga: Identitas Jack the Ripper Terungkap: Misteri Pembunuh Paling Legendaris di Dunia Terpecahkan
Keraguan pakar DNA forensik terhadap identitas Jack The Ripper
Jarrett Ambeau berpendapat bahwa bukti DNA, khususnya DNA mitokondria, yang digunakan dalam identifikasi, tidak cukup kuat untuk secara pasti menghubungkan pelaku dengan individu tertentu.
Berikut ini penjabaran lebih rinci mengenai sudut pandang Ambeau:
Keterbatasan DNA Mitokondria
Ambeau menjelaskan bahwa DNA mitokondria, yang digunakan dalam analisis, tidak memiliki tingkat ketepatan yang sama dalam mengidentifikasi individu seperti DNA nuklir atau DNA seluler.
Jenis DNA ini lebih berguna untuk melacak garis keturunan daripada mengidentifikasi seseorang secara spesifik.
DNA yang Sudah Rusak
DNA yang ditemukan pada selendang yang dijadikan barang bukti kemungkinan besar telah mengalami degradasi seiring waktu, sehingga sulit untuk menentukan asal usul atau waktu tepatnya DNA tersebut tertinggal.
Baca Juga: Ripperology, Ilmu yang Meneliti Pembunuh Berantai Termahsyur Jack The Ripper
Kekhawatiran tentang Kontaminasi
Ambeau juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan kontaminasi pada selendang selama 137 tahun terakhir, karena sudah disentuh oleh banyak orang, yang mungkin menyebabkan masuknya DNA dari berbagai sumber.
Informasi Tidak Memadai
Kesimpulan Ambeau adalah bahwa informasi ilmiah yang tersedia saat ini tidak cukup untuk mengidentifikasi Jack the Ripper secara pasti hanya berdasarkan bukti DNA tersebut.
Sosok Aaron Kominski yang Disebut sebagai Jack The Ripper
Aaron Kosminski adalah seorang imigran asal Polandia yang pindah ke Whitechapel, Inggris, bersama saudaranya pada tahun 1881. Di sana, ia bekerja sebagai tukang cukur.
Saat kasus pembunuhan berantai itu terjadi, Kosminski berusia 23 tahun dan sudah lama dicurigai sebagai salah satu tersangka. Ia kemudian didiagnosis mengidap skizofrenia dan meninggal di rumah sakit jiwa pada tahun 1919.
Permintaan keturunan Kosminski dan keturunan salah satu keluarga korban
Keturunan dari Aaron Kosminski dan Catherine Eddowes—salah satu korban Jack the Ripper—mendukung langkah hukum untuk menyelidiki lebih lanjut kasus pembunuhan berantai tersebut. Sejarawan Russell Edwards mengatakan bahwa timnya sudah mengirim surat kepada Jaksa Agung, meminta izin ke Pengadilan Tinggi Inggris agar kasus ini bisa dibuka kembali.
Mereka ingin nama Kosminski bisa secara resmi dikaitkan dengan pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh Jack the Ripper.
Baca Juga: Jack The Ripper: Misteri Pembunuhan Berantai Paling Terkenal di Inggris
Nama "Jack the Ripper" memang sudah lama dikenal dan menjadi bagian dari sejarah. Tapi cicit buyut Catherine Eddowes, Karen Miller, merasa penting untuk menyebutkan nama asli pelaku di pengadilan.
"Nama Jack the Ripper sudah terkenal, tapi bagaimana dengan nama aslinya? Dengan membawanya ke pengadilan dan melihat semua bukti yang ada, itu akan menjadi bentuk keadilan untuk para korban. Kami sudah punya buktinya. Sekarang kami butuh penyelidikan agar nama pelaku bisa diumumkan secara sah," ujar Karen kepada Daily Mail.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Daily Mail, News Station