Kisah Kelam Mona Fandey, Eks Penyanyi yang Banting Setir Jadi Dukun Spiritual dan Berakhir di Meja Eksekusi
INDOZONE.ID - Mantan penyanyi pop asal Malaysia, Mona Fandey, kini menjadi dukun spiritual bagi kalangan atas.
Di balik senyum lebarnya dan riasan glamor ala diva, Mona Fandey rupanya menyimpan cerita kelam. Dari panggung hiburan, ia turun ke dunia perdukunan, lalu ke meja eksekusi.
Mengutip dari postingan Instagram @marikitaungkap, disebutkan bahwa ini bukan kisah fiksi, melainkan tragedi nyata dari Malaysia yang menggemparkan satu negara.
Baca Juga: Kisah Mistis Dukun Beranak dan Sosok Ibu dan Bayi Misterius dari Desa Mekarwangi
Mona Fandey dulunya seorang penyanyi pop di Malaysia era 80-an. Kariernya biasa-biasa saja, namun ambisiusnya besar.
Ketika musik tidak bisa membawanya ke puncak, ia banting setir menjadi dukun spiritual untuk para pejabat.
Mona mengaku bisa memberi kejayaan yang instan. Tarifnya ratusan ribu ringgit, bahkan bisa lebih dari itu.
Namanya mulai dikenal di kalangan elit. Mona tidak sendiri, ia dibantu dengan suaminya, Affandi, dan asistennya Juraimi.
Pelanggan mereka juga bukan orang sembarangan. Salah satunya Dato, Mazlan Idris, seorang politisi muda yang ingin naik pangkat lebih cepat dari jalur biasa.
Mazlan datang ke Mona bukan untuk konsultasi biasa. Ia menginginkan kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh. Mona mengklaim bahwa ia bisa memberinya itu semua, dengan satu syarat yaitu Mazlan harus menjalankan ritual khusus.
Sebagai bayaran, Mazlan menyerahkan hampir RM500 ribu tunai, ditambah 10 surat tanah.
Ritual pun dilakukan di rumah Mona. Mazlan diminta berbaring, menutup mata, dan menunggu kekuatan mengalir.
Namun yang datang bukanlah kekuatan. Dengan satu tebasan parang, kepala Mazlan dipisahkan dari tubuhnya.
Kemudian jasadnya dimutilasi jadi 18 bagian dan dikubur di kamar mandi. Kasus ini terbongkar setelah Juraimi, sang asisten, tertangkap dalam kasus obat-obatan terlarang.
Saat diinterogasi, ia malah buka cerita terkait pembunuhan Mazlan. Polisi akhirnya menggali pekarangan rumah Mona, dan menemukan potongan tubuh manusia yang dikubur rapi dalam semen dan pasir.
Baca Juga: Kisah Dukun AS yang Membantai 42 Perempuan Demi Mendapatkan Kesaktian
Proses persidangan itu menjadi sorotan media. Bukan hanya karena kasusnya brutal, tapi juga karena sikap Mona yang mencolok. Ia selalu tampil modis, sering tersenyum, bahkan melambaikan tangan ke kamera.
Tahun 2001, Mona, Affandi, dan Juraimi resmi dihukum mati. Mereka digantung di penjara Kajang. Tapi sampai akhir hayatnya, Mona tetap merasa dirinya bukan pembunuh.
Kisah Mona Fandey merupakan peringatan mengenai bagaimana ambisi, kekuasaan, dan kepercayaan buta bisa berubah menjadi sebuah tragedi.
Ia bukan sekadar cerita seram, namun potret sisi gelap manusia. Setelah hukum berbicara, glamor dan sihir tidak bisa menyelamatkan siapa pun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram @marikitaungkap