Beberapa hari kemudian, pada tanggal 25 Mei 1968, Mary Bell mencekik seorang bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun bernama Martin Brown.
Suatu ketika, Mary dan Norma melakukan kenakalan dan meninggalkan sebuah catatan yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Catatan ini dianggap sebagai lelucon oleh polisi setempat.
Baca Juga: Misteri di Pegunungan Ural Rusia: Insiden Dyatlov Pass yang Tak Terpecahkan
Setelah pembunuhan Martin Brown, Mary Bell kembali melakukan tindakan kejam. Pada 31 Juli 1968, Brian Howe, bocah laki-laki berusia 3 tahun, ditemukan tewas di bawah tumpukan beton.
Kali ini, polisi menemukan tanda-tanda kekerasan yang lebih mencolok, termasuk luka sayatan berbentuk 'M' di perut dan mutilasi alat kelamin korban dengan benda tajam yang dilakukan oleh Mary.
ilustrasi di dalam penjara (twitter)
Setelah penyelidikan lebih lanjut dan interogasi terhadap Mary Bell dan Norma Bell, ditemukan bukti yang cukup.
Mary dan Norma dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut, dan polisi juga mengungkap bahwa Mary lah yang membunuh Martin.
Psikiater menyimpulkan bahwa Mary menderita gangguan kepribadian dan psikopat.
Ada kekhawatiran bahwa ia mungkin akan mengulangi tindakan serupa terhadap anak-anak lainnya.
Baca Juga: Kasus Hilangnya Steven Kubacki: Tiba-tiba Muncul secara Misterius dan Tak Mengingat Apapun
Pada Desember 1968, Mary dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara, sementara Norma dibebaskan.
Mary dipenjara di Red Bank, St. Helens, Lancashire. Pada tahun 1977, Mary berhasil melarikan diri, tetapi ia tertangkap kembali dan ditempatkan di bawah pengawasan yang lebih ketat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medium.com