Moskvin didiagnosis menderita skizofrenia dan dihukum di rumah sakit jiwa. Beberapa tahun kemudian ada wacana untuk membebaskannya, namun keluarga korban mendesak agar Moskvin tetap dikurung. Mereka takut dia akan mengulangi perbuatannya jika bebas.
“Makhluk ini membawa ketakutan, teror, dan kepanikan ke dalam (hidupku). Aku ngeri membayangkan dia akan bebas pergi ke mana pun yang dia mau. Baik keluargaku maupun keluarga korban lainnya tidak akan bisa tidur dengan tenang. Dia harus diawasi. Aku tuntut hukuman seumur hidup. Hanya di bawah pengawasan medis, tanpa hak untuk bebas,” tegas Natalia Chardymova, ibu korban pertama Moskvin.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: All That Interesting