Baca Juga: Manten Sapi: Tradisi Unik Menyambut Idul Adha di Pasuruan
Dari sini, Polisi mulai melakukan proses identifikasi terhadap beberapa orang yang diduga sebagai pelakunya.
Dari sekian banyak orang yang dicurigai sebagai pelaku, 3 nama inilah yang dianggap oleh publik sebagai pelaku di balik kasus pembunuhan di Danau Bodom.
Yang pertama adalah Valdemar Gyllstrom, seorang pemilik kios di kawasan Oittaa. Menurut pengakuan warga setempat, Valdemar memang sering berbuat kasar kepada sejumlah orang yang berkunjung ke Danau Bodom.
Meski demikian, Polisi tidak menemukan bukti apapun mengenai keterkaitan Valdemar pada kasus tersebut.
Pada tahun 1969, warga menemukan jasad Valdemar tenggelam di Danau. Polisi pun didatangkan untuk mengidentifikasi jenazah Valdemar.
Hasilnya, tidak ada bukti kekerasan apapun pada jenazahnya. Polisi berkesimpulan kalau Valdemar mati karena bunuh diri.
Selanjutnya ada Pentti Soininen, seorang napi yang melakukan aksi kriminal pada era 1960-an. Menurut teman napinya di penjara, Pentti mengaku kalau dirinya pernah terlibat dalam kasus pembunuhan di Danau Bodom.
Pengakuan Pentti ini tidak digubris oleh Polisi, soalnya Pentti masih berusia 14 tahun pada saat kasus pembunuhan itu terjadi.
Sangat tidak masuk akal bagi seorang remaja berumur 14 tahun untuk menghabisi nyawa para remaja yang usianya lebih tua darinya, begitu tanggapan dari kepolisian.
Dari semua terduga pelaku, nama Hans Assmann menjadi yang paling disorot oleh publik. Mengapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena Hans memiliki kemiripan fisik dengan sketsa yang dibuat oleh pihak kepolisian.
Publik makin curiga dengan Hans, karena Ia pergi ke Rumah Sakit di kota Helsinki dengan pakaian berlumuran darah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Screamfestla.com, Wikipedia Lake Bodom Murders