Kamis, 04 JULI 2024 • 16:40 WIB

Kisah Jonathan, Youtuber Belanda yang Dituntut karena Jadi Ayah 1.000 Anak dari Donor Sperma

Author

Ilustrasi

INDOZONE.ID - Nama Jonathan Jacob Meijer menjadi trending bersamaan dengan dirilisnya film dokumenter Netflix yang berjudul The Man With 1000 Kids.

Film yang dirilis Rabu (3/7/2024) kemarin, menceritakan lebih mendalam Jonathan yang merupakan seorang YouTuber dari Negeri Kincir Angin, Belanda.

Diketahui kalau Ia melakukan donor sperma, di mana cairan benih miliknya ini sudah menghasilkan 500-1000 orang anak dari orang tua yang belum mempunyai anak di seluruh dunia.

Di salah satu video di kanal YouTube miliknya, Jonathan sudah menghabiskan waktu selama 50.000 jam dalam 15 tahun untuk mendonorkan air maninya.

Jonathan mengaku senang dengan aksi donornya itu, karena Ia hanya ingin membahagiakan orang lain.

Ia juga ikhlas dengan aksi kemuliaannya itu tanpa mengharapkan imbalan berupa uang, penghargaan dan ketenaran.

“Bagiku itu adalah sebuah hal kecil yang dapat memberikan dampak yang luar biasa”, ucap Jonathan.

Baca Juga: 6 Arti Mimpi Jatuh dari Ketinggian Menurut Primbon Jawa yang Perlu Kamu Tahu

Tidak ada yang salah dengan aksinya Jonathan, tapi pada April 2023 silam, pengadilan Belanda memberikan larangan kepada Jonathan untuk mendonor spermanya lagi.

Hal tersebut terjadi karena ada beberapa orang tua di Belanda yang malah menuntut Jonathan atas aksi dermawannya itu.

Tentang Jonathan

Jonathan saat bersama dengan salah satu anaknya

Sekilas tentang Jonathan, Ia adalah seorang musisi dan YouTuber yang pernah bekerja sebagai guru teknik sipil, konsultan cryptocurrency, dan pengantar surat.

Dalam video yang Ia unggah di channel YouTube-nya pada Februari 2024 silam, ada seorang temannya di perguruan tinggi yang mengalami kemandulan.

Dari temannya inilah Jonathan terinspirasi untuk menjadi seorang pendonor sperma bagi orang tua yang belum memiliki keturunan.

Dalam video yang dia unggah pada hari Senin (1/7), Jonathan menceritakan sedikit tentang keluarganya. Ia berasal dari keluarga besar dan memiliki 7 orang saudara kandung.

Dari segi medis, keluarga Jonathan juga tergolong sehat, tidak ada riwayat penyakit seperti diabetes hingga kanker.

Baca Juga: Kisah Kekejaman Babe, Pelaku Sodomi Anak di Bawah Umur Secara Brutal

Jonathan mengaku tidak paham dengan para netizen yang merasa “terganggu” dengan “pencapaiannya” Jonathan yang menjadi “Ayah” untuk ratusan hingga ribuan anak di seluruh dunia.

“Katanya sih jumlahnya 250, tapi ada yang bilang sudah sampai 1000 anak”, kata Jonathan saat diwawancarai oleh media New York Times pada tahun 2021.

“Aku nggak paham kenapa orang-orang malah berfokus sama angkanya. Aku melakukan donor bukan untuk mengejar jumlah anak yang terlahir dari donorku, tapi karena Aku memang ingin membantu para orang tua mewujudkan cita-citanya buat punya keturunan," sambungnya.

Alasan Dibalik Tuntutan terhadap Jonathan

Jonathan dituntut karena dituduh “menipu” sejumlah orang tua karena menggunakan sperma yang Ia donor.

Baca Juga: Misteri Pria dari Negara Taured yang Menggemparkan Jepang

Jonathan pada awalnya mendapat larangan untuk melakukan donor sperma di tahun 2017 oleh Dutch Society of Obstetrics dan Gynecology.

Dalam catatan mereka, Jonathan sudah menjadi “Ayah” dari 102 bayi di Belanda.

Jonathan mendonor spermanya ke 11 klinik dan sebuah bank sperma bernama Cryos, di mana bank tersebut beroperasi secara global.

Dalam aturan perundang-undangan Belanda, seorang pendonor sperma hanya diberi batas sampai 25 anak dari 12 Ibu yang berbeda.

Saat melakukan donor, Jonathan dituduh berbohong dengan berkata kalau Ia hanya melakukan donor di 1 klinik saja, sedangkan kenyataannya tidak demikian.

“Aku cuma ingin melakukan sesuatu yang berkesan dalam hidupku”, ucap Jonathan saat diwawancara oleh media Jerman.

“Ya, Aku mengaku berbohong kepada para wanita yang sudah menggunakan donorku. Tapi tolong jangan salah paham. Aku katakan sekali lagi, kalau Aku hanya ingin membantu mereka.”

Meski mendapat larangan berdonor di dalam negeri, Jonathan rupanya tetap melakukan aksi "dermawannya" dengan mendonor spermanya ke klinik yang ada di luar Belanda.

Ia melakukan itu usai melihat curhatan beberapa orang tua di luar Belanda yang mendambakan seorang anak.

Baca Juga: Kisah Kekejaman Rian Bogor yang Kencani 2 Wanita: Rampas Hartanya Sebelum Dibunuh dengan Sadis

Diduga Jonathan menggunakan nama samaran saat mendonor spermanya. Bukan cuma itu, Jonathan juga diduga berbohong kepada para orang tua yang menggunakan donor spermanya soal jumlah anak yang dihasilkan dari donornya.

Pada New York Times, Jonathan mengklarifikasi kalau Ia sama sekali tidak pernah menggunakan nama samaran saat melakukan donor ke beberapa klinik di luar Belanda.

Alasan lain dibalik tuntutan para Ibu kepada Jonathan, adalah untuk menghindari adanya hubungan sedarah antara anak-anak biologis Jonathan, yang tersebar di beberapa negara selain Belanda.

Jonathan saat menjalani persidangan

Bagaimana Jonathan menjadi Viral dan Dukungan dari salah satu Pihak kepadanya

Soal bagaimana Jonathan bisa viral, semuanya berawal dari pertemuan 2 orang Ibu yang anaknya terlihat mirip satu sama lain.

Dari kedua Ibu itu, mereka bersama-sama melakukan pencarian di Facebook untuk mencari tahu apakah ada Ibu-Ibu lain yang anaknya memiliki kemiripan dengan anak mereka, caranya dengan mengirim foto mereka bersama anaknya.

Baca Juga: Kisah Makam Pangeran Sambernyawa dan 7 Mata Air Keramat yang Ramai Dikunjungi Saat Bulan Suro

Dan ternyata, ada 150 Ibu di Facebook yang membagikan foto mereka bersama anaknya yang juga memiliki kemiripan satu sama lain.

Setelah itu, para Ibu itu membuat sebuah grup Facebook dan melaporkannya ke Donorkind Foundation, sebuah organisasi yang bertugas untuk membantu memperjuangkan hak anak-anak yang dilahirkan dari donor sperma, sekaligus membantu para orang tua yang ingin tahu identitas orang yang mendonorkan spermanya kepada para Ibu yang menggunakannya.

Menurut laporan ABC News, Donorkind Foundation mengaku mendapat 30 panggilan dalam seminggu dari para Ibu di seluruh dunia, yang ingin melacak identitas pendonor sperma yang mereka dapatkan. Dan ternyata, semua hasilnya sama-sama membuktikan kalau Jonathan adalah Ayah biologis dari anak-anak itu.

Di sisi lain, Donorkind Foundation yang mengetahui soal kasus ini, menyatakan dukungannya kepada Jonathan. Menurut mereka, seharusnya Ia tidak mendapat larangan dari kejaksaan Belanda terkait aksi dermawannya itu.

Baca Juga: Kastil Dudley, Istana Berhantu di Inggris dengan Penampakan Hantu Wanita yang Meningga Bersama Bayinya

Tentang “Anak-anak” Jonathan

Sebelumnya sudah disebutkan kalau Jonathan diduga sebagai Ayah biologis dari 500-1000 anak di seluruh dunia. Dalam laporan The New York Times, di Belanda saja, Jonathan merupakan Ayah dari 102 bayi.

Sementara di luar Belanda, anak-anak Jonathan tersebar dimulai dari Australia, Denmark, Jerman, Hungaria, Meksiko, Polandia, Rumania, Serbia, Swedia, Swiss, Ukraina dan AS.

Dalam pengakuannya, Jonathan menyebut kalau Ia sudah berhenti mendonorkan spermanya pada tahun 2019.

Sebagai seorang pendonor, Jonathan memang tidak memiliki hubungan apapun dengan orang tua yang menggunakan donornya. Tapi di sisi lain, Jonathan ingin sekali bertemu dengan anak-anak biologisnya itu.

“Aku ingin sekali bertemu dengan mereka”, kata Jonathan saat diwawancara oleh media Jerman.

“Tapi rasanya, mereka lebih terasa seperti keponakanku sendiri. Selain itu, rasanya cukup berlebihan sih," ujarnya.

Usai menjalani sidang lanjutan oleh pengadilan Belanda pada April 2023, hubungan antara Jonathan dengan anak-anaknya mulai mengalami perubahan. Ia yang semula terbuka dengan semua orang tua yang ingin mempertemukan anak-anaknya dengan Ayah biologis mereka, kini menjadi tertutup.

Hanya beberapa orang tua saja yang masih mau mempertemukan Jonathan dengan anak-anak mereka. Di sisi lain, Jonathan memilih untuk memutus hubungannya dengan orang tua yang melaporkannya ke pengadilan.

Dari hasil pengadilan tersebut, Jonathan juga mendapat hukuman denda sebesar €100.000 dan diminta menulis surat pernyataan kepada seluruh klinik dan bank sperma tempatnya melakukan donor, untuk menghancurkan semua sampel spermanya, terkecuali untuk sampel yang sudah terlanjur diberikan kepada Ibu yang sudah menggunakan sampel milik Jonathan baru-baru ini.

Baca Juga: Sejarah Hari Kemerdekaan Amerika Serikat: Sosok George Washington sebagai Presiden Pertama di Era Revolusi

“Dia itu kayak yang kepo banget sama urusan anak-anak Saya. Sebenernya sih Saya nggak ada masalah. Tapi sekarang, semuanya nggak akan pernah terjadi lagi," kata Vanessa van Ewijk, salah seorang Ibu asal Belanda yang menjadi penerima donor dari Jonathan menyebutkan dalam wawancaranya bersama media The Guardian

“Kalau saja Aku tahu lebih awal, mendingan Aku tidak memilih Dia sebagai pendonor untuk anakku. Terus terang Aku merasa jijik dengan membayangkan kasusnya saja. Yang Aku tahu, Dia (Jonathan) sudah dikasih tahu untuk berhenti sama beberapa Ibu yang lain, tapi Ia masih terus melakukan (donor spermanya). Dan satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah lewat meja hijau,” kata ibu lain bernama Eva, kepada The Times of London.

Vanessa van Ewijk dan anaknya yang merupakan anak hasil donor sperma dari Jonathan

Kabar Jonathan saat Ini

Usai kasusnya mereda, Jonathan kembali berfokus sebagai YouTuber dengan melakukan vlogging dan berwisata ke beberapa negara di penjuru dunia.

Saat mengetahui kasusnya diangkat menjadi film dokumenter oleh Netflix, Jonathan mengaku takkan pernah menonton dan tidak terlibat dalam proses produksi film tersebut.

Baca Juga: Oesin Bestari Sosok Terpidana Pertama Pembunuh 25 Pedagang Secara Brutal Demi Rampas Uang dan Barang Berharga

“Aku tidak tahu soal itu karena Aku tidak berpartisipasi ke dalamnya. Itu adalah persepsi mereka terhadap diriku. Dan yang Aku lakukan adalah benar, dengan tidak ikut dalam proses pembuatannya. Mereka menilai diriku sebagai ‘penipu’, padahal Aku bukanlah orang yang seperti mereka kira. Dari judulnya saja terkesan seperti ‘melebih-lebihkan’. Kalau saja judul filmnya ‘Si Pendonor Sperma yang Beranak 1000’, Aku masih bisa memakluminya. Jujur Aku masih tidak paham darimana mereka bisa tahu soal jumlah anak yang terlahir dari donorku. Setahuku, Aku cuma menghasilkan sekitar 550 anak saja, terus darimana mereka tahu jumlah sisanya sampai jumlahnya jadi 1000 anak?" katanya lewat video yang Jonathan unggah pada Senin (24/6/2024) di kanal YouTube miliknya

“Mereka (orang tua) yang datang ke media selalu aja 4-5 keluarga yang sama. Yang selalu mereka bahas selalu saja seputar kemiripan fisiknya saja, sedangkan sifat dan karakter anaknya tidak pernah dibahas," kata dia dalam video lain.

Cuplikan film dokumenter

Saat Netflix merilis trailer kedua dari film “The Man With 1000 Kids”, Jonathan mengemukakan kritiknya.

“Aku bisa saja menuntut mereka (Netflix) atas tuduhan fitnah atau yang lainnya. Aku sudah menjadi pendonor selama 17 tahun. Setiap anak punya keunikannya tersendiri, baik pada bentuk fisik maupun karakternya. Mereka dilahirkan dari keluarga yang memiliki ciri khasnya. Mereka seharusnya tidak dijadikan sebagai konsumsi publik (terutama media)."


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: People, Netflix, YouTube @Jonathan Jacob Meijer