Minggu, 13 MARET 2022 • 20:36 WIB

Tank Tak Ampuh, Taktik Putin Serang Pakai Drone, Orlan-10 Vs TB2 Bayraktar, Mana Unggul?

Author

Tank Rusia dipukul mundur menggunakan drone saat mendekati ibu kota Kyiv. (Foto/Kementerian Pertahanan Ukraina)

Eskalasi perang Rusia-Ukraina meningkat, angkatan bersenjata Rusia telah menjadi bahan ejekan oleh beberapa ahli barat karena taktik militer mereka tak juga mampu menembus pertahanan ibu kota Kyiv.

Serangan darat Moskow dinilai melempem melawan Ukraina yang memiliki kekuatan militer yang lebih 'lemah'.

Contoh terbaru dari taktik Rusia yang jadi olok-olokan saat baru-baru ini ketika Kementerian Pertahanan Ukraina merilis sebuah video pada 11 Maret, yang menampilkan pertempuran darat saat barisan tank Rusia yang disergap sekitar 35 km dari Kyiv dan dipaksa mundur.

Tampaknya Presiden Rusia Vladimir Putin sudah muak dengan 'ejekan' dengan gambar dan video tank Rusia, pertahanan udara, kolom artileri dan konvoi dihancurkan oleh drone dan tembakan artileri oleh pasukan Ukraina.

Putin akhirnya memutuskan untuk mengubah taktik ini melawan pasukan Ukraina menggunakan drone juga.

Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video pada 12 Maret, kemungkinan diambil oleh UAV Orlan-10, yang menunjukkan serangan artileri bersenjatakan laser Krasnopol di Oblast Kyiv.

Pesawat nir awak milik Rusia, UAV Orlan-10. (Foto/Ist)

 

Seperti yang dilansir Eurasiantimes, Drone milik Rusia itu tampaknya UAV “kamikaze” KYB yang dikembangkan oleh ZALA Aero Group, sebuah perusahaan Rusia yang berspesialisasi dalam pembuatan pesawat tak berawak (UAV).

Ini adalah anak perusahaan dari Kalashnikov Group, yang terkenal dengan pengembangan senjata paling ikonik di dunia, AK-47 Assault Rifle.

Jika benar, ini merupakan taktik Rusia untuk menyerang Ukraina secara membabi buta ke arah pertahanan musuh.

KUB-UAV, dimaksudkan agar terjangkau, sederhana, dan mudah dioperasikan yang dapat digunakan untuk tujuan pengintaian dan penyerangan.

Sesuai klaim perusahaan, drone tersebut memiliki daya tahan terbang selama 30 menit, kecepatan 80-130km/jam (48-78mph) dan dapat membawa muatan peledak 3kg (6,6 pon).

Drone tersebut telah digunakan pasukan Rusia di Suriah untuk menyerang sasaran teroris di Idlib, Suriah utara menurut laporan oleh kantor berita milik negara Rusia Novosti dan Russia Today.

Menanggapi laporan tersebut, Kolonel Mustafa Bakour, juru bicara resmi Jaish al-Izza, sebuah kelompok pemberontak di Idlib, mengatakan kepada NewArab bahwa pasukan Rusia telah menguji drone kamikaze di Hama, Suriah pada awal 2016, yang dia klaim menargetkan rumah sakit dan pangkalan gunung pemberontak.

Drone KYB pertama kali dipamerkan pada pameran pertahanan internasional IDEX 2019 di Abu Dhabi, UEA.

Pada akhir Januari, Kalashnikov Group mengumumkan bahwa mereka akan memulai ekspor amunisi Drone KUB bekerja sama dengan Rosoboronexport.

Mini-drone ini dapat dilengkapi dengan kamera dan misil kamikaze di udara sambil menargetkan posisi musuh pasukan di darat.

Ketika komandan melihat target yang tepat untuk diserang, mereka dapat menggerakkan drone untuk menusuk ke target dan meledakkan diri dengan hulu ledak di dalamnya.

Drone ini memiliki kelemahan dengan hulu ledak amunisi berukuran kecil, memiliki daya ledak seperti granat, kurang bisa digunakan untuk sasaran keras seperti kendaraan lapis baja atau tank.

Namun kelebihannya bisa menyasar musuh di sisi lain bukit yang terlindungi dari pengamatan serangan di medan tempur seperti mortir yang tersimpan atau terbang ke jendela bangunan untuk menyerang musuh selama pertempuran perkotaan.

Drone Ukraina-TB2

Di sini yang lain Ukraina memiliki Drone TB2 yang dipersenjatai dengan senjata berpemandu presisi.

TB2 Bayraktar buatan Turki bisa membawa amunisi dan melakukan misil kamikaze sambil menargetkan serangana balasan terhadap UAV musuh yang canggih.

TB2 Bayraktar buatan Turki milik militer Ukraina. (Foto/Ist)

 

“Rusia sedang mengembangkan KUB sebagai ladang ranjau udara melawan melawan TB2 Bayraktar yang dinilai sebagai UAV yang bisa terbang rendah dan lambat," ujar Samuel Bendett, penasihat Strategi, Kebijakan, Rencana dan Program Center for a New American Security yang berbasis di AS, mengatakan kepada Shephard Media pada 11 Februari lalu.

Rusia dapat meluncurkan selusin drone KUB dengan kemampuan gerombolan untuk mengidentifikasi drone Bayraktar yang terlebih dahulu ingin menyerang.

Pada tahun 2020, pasukan yang didukung Rusia di Libya, Suriah dan wilayah Nagorno-Karabakh menderita kerugian besar akibat serangan yang dilakukan oleh drone Bayraktar TB2 buatan Turki, dan drone kamikaze milik Israel.

Hasil di medan perang ini mungkin membuka mata bagi para perencana militer Rusia.

ZALA Aero juga telah mengembangkan penerus UAV KYB yang lebih canggih, yang dikenal sebagai 'Lancet' yang memiliki tiga varian Lancet – 1, 2 & 3. Lancet juga dilaporkan telah diuji di medan perang Suriah.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Kontak Tentang Kami Redaksi Info Iklan Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir