Kategori Berita
Media Network
Senin, 20 FEBRUARI 2023 • 20:10 WIB

Kilas Balik Eksekusi Mati Freddy Budiman: Senyum saat Meninggal hingga Permintaan Terakhir

Freddy Budiman sebelum dieksekusi mati. (Instagram/@fernandfikri)

Sosok Freddy Budiman sampai saat ini masih terkenang diingatan masyarakat Indonesia. Freddy adalah bandar narkoba jaringan internasional yang divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 15 Juli 2013 silam.

Sebanyak 1,4 juta pil ekstasi yang diselundupkan dari China pada Mei 2012 membawa Freddy 'lebih dekat dengan kematian'.

4 tahun setelah vonis mati dijatuhkan, Freddy pun dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Juli 2016, tepatnya pada hari Jumat.

Baca juga: Sosok Anak Bandar Narkoba Kelas Kakap Freddy Budiman yang Menganggap Ayahnya Pahlawan

Sebelum akhirnya dieksekusi mati, Freddy Budiman pertama kali memasuki dunia kelam pada tahun 1990-an. Saat itu dia disebut-sebut menjadi bos copet di Surabaya, Jawa Timur.

Kemudian, ia pindah ke Jakarta dan mengganti profesinya menjadi pembisnis narkoba. Tidak selalu berjalan mulus, bisnis tersebut membuat Freddy kerap keluar masuk penjara.

Bahkan, kabarnya Freddy pernah tetap menjalankan bisnis haramnya tersebut dari balik jeruji. Kabar lainnya yang beredar juga menyebut bahwa dirinya pernah memberi suap kepada aparat hingga BNN.

Namun, semua yang dilakukannya itu tidak bertahan lama karena pada akhirnya Freddy dijatuhi hukuman mati oleh Hakim.

Meninggal dengan Wajah Tersenyum

Freddy Budiman semasa hidup. (ANTARA)

Sebelum dieksekusi mati pada 29 Juli 2016, Freddy Budiman menghabiskan sisa waktunya dengan beribadah.

Dia sempat bertaubat dan mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa sebelum meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

Seorang ustaz yang mengisi pengajian di lapas tempat Freddy Budiman dipenjara, Ustaz Fatih bersaksi bahwa gembong narkoba itu bersungguh-sungguh dalam taubatnya.

Sepanjang pengajian, Freddy selalu menangis seperti benar-benar menyesali perbuatan yang membuatnya mendapat vonis mati dan terpisah dari keluarga.

Menjelang akhir hayatnya, dia meminta penutup matanya dibuka saat dieksekusi mati agar sempat mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah".

Menurut kesaksian sang ustaz dan orang-orang yang terlibat dalam eksekusi mati tersebut, wajah Freddy Budiman tampak senyum dan keningnya berkeringat (tanda orang meninggal dengan husnul khatimah).

Setelah eksekusi mati dilaksanakan, udara mendadak harum. Padahal tidak ada pepohonan di sekitar lokasi tempat Freddy dieksekusi.

Baca juga: Sosok Anak Bandar Narkoba Kelas Kakap Freddy Budiman yang Menganggap Ayahnya Pahlawan

Permintaan Terakhir yang Tidak Dikabulkan

Freddy Budiman bersama anaknya 3 jam sebelum dieksekusi mati. (Instagram/@fernandfikri)

Sebelum dieksekusi mati, Freddy Budiman ternyata memiliki permintaan terakhir yang tidak terpenuhi sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Salah satu permintaan tersebut adalah tidur bersama anak laki-lakinya, Fikri Fernanda, di ruang penjara.

Permintaan itu ditolak karena petugas khawatir psikis Fikri bakal terganggu menjelang kematian ayahnya. Fikri sendiri saat itu sudah berusia 17 tahun.

"Udah sempet coba kayak debatin, 'nggak, ini anak saya sudah dewasa. Nggak akan mungkin terganggu psikologisnya dia anak kuat. Saya ingin minta waktu terakhir tidur sama anak saya'. (Tapi) ditolak waktu itu," cerita Fikri dalam kanal YouTube Gritte beberapa waktu lalu.

Selang 7 tahun berlalu, kini keluarga termasuk anak-anak Freddy Budiman sudah melanjutkan hidup seperti semula. Yang tersisa di keluarga hanyalah kenangan Freddy Budiman semasa hidup.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kilas Balik Eksekusi Mati Freddy Budiman: Senyum saat Meninggal hingga Permintaan Terakhir

Link berhasil disalin!