Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 30 OKTOBER 2021 • 09:46 WIB

Mitos Candi Asu di Magelang: dari Putri Raja Dikutuk Jadi Anjing hingga Sejarah Mataram

Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Instagram @workartholic)

Jika kamu pernah ke Magelang, tentu kamu sudah tidak asing mendengar bahwa di daerah tersebut terdapat banyak candi. Bukan cuma Candi Borobudur dan Candi Mendut, tapi juga ada banyak candi lainnya yang juga menyimpan pesona dan sejarah menarik di baliknya, senajan kurang populer.

Salah satu candi yang dianggap kurang terkenal namun menyimpan banyak mitos menarik adalah Candi Asu, yang terletak di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi ini berada di lereng Gunung Merapi sebelah barat di tepian Sungai Tlingsing Pabelan.

Petunjuk jalan menuju Candi Asu (Instagram @workartholic)

Dari namanya, sekilas sudah dapat ditebak bahwa candi ini memiliki sangkut paut dengan anjing. Ya, asu, dalam bahasa Jawa, berarti anjing.

Apa saja yang menarik dari candi yang kerap disebut Candi Asu Sengi ini? Berikut sejumlah fakta yang telah Indozone rangkumkan untuk kamu. 

1. Dibangun pada Abad 9

Berdasarkan sejumlah literatur tertulis, Candi Asu didirikan pada abad ke-9. Buktinya dapat diketahui dari Prasasti Manggala II, Kurambitan I, dan Kurambitan II yang berangka tahun 880 Masehi. Versi lain menyebut bahwa candi ini dibangun pada tahun 869 Masehi.

Bentuk bangunan Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Instagram @workartholic)

Dengan kata lain, candi kecil ini merupakan candi peninggalan zaman kerajaan Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Pada masa itu, Mataram dipimpin oleh Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.

Selain Candi Asu, di desa Candi Pos juga terdapat Candi Pendem yang pengelolaannya dilakukan oleh pihak yang sama. Jarak antara Candi Asu dengan Candi Pendem sekitar 300 hingga 400 meter.

2. Putri Raja Dikutuk Jadi Anjing

Menurut mitos yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat, Candi Asu ini disebut-sebut sebagai simbol seorang putri seorang raja bernama Dewindani yang dikutuk menjadi anjing oleh dewa karena nafsu seksusalnya sangat besar.

Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Instagram @workartholic)

Alkisah, Dewindani masih suka berhubungan intim dengan pria lain meskipun sudah memiliki suami. Lantaran tingkahnya yang menyerupai anjing itulah, putri yang konon cantik itu dikutuk menjadi seekor lembu namun dengan wajah seperti asu (anjing).

Pesan moral dari candi ini adalah agar dapat memberi pelajaran bahwa perilaku seks bebas tidak baik dan harus dihindari.

3. Candi Hindu

Berbeda dari Candi Borobudur dan Candi Mendut yang dikenal sebagai candi Buddha, Candi Asu termasuk Candi Hindu. 

Sejoli menaiki Candi Asu. (Instagram @bendottetapsemangat)

Candi Asu berada di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dan dekat dari Mungkid ke Boyolali.

Karena letaknya yang dekat dengan gunung Merapi yang kerap erupsi, Candi Asu kerap ditutup dengan plastik atau terpal jika terjadi erupsi agar hujan abu tidak merusak candi.

4. Nama Asli Belum Diketahui

Dikutip dari laman Perpusnas.go.id, nama candi Asu Sengi yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Adapun nama Candi Asu hanya diberikan oleh warga setempat saat candi ini ditemukan dan diekskavasi.

Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Instagram)

Nama Candi Asu diberikan karena sewaktu pertama kali ditemukan ada sebuah patung Lembu Nandhi yang wujudnya telah rusak dan lebih mirip menyerupai asu, sedangkan Sengi merupakan nama desa dimana candi tersebut berada, maka warga menyebutnya dengan Candi Asu Sengi.

Di badan Candi Asu terdapat relief hiasan flora di empat sisi dinding candi dan terdapat relief Kinara-Kinari (burung) sebagai hiasan plisir yang mengitari dinding candi. Relief Kinara-Kinari ini juga banyak terukir di candi-candi lain peninggalan Mataram Kuno di Jawa Tengah, seperti di Candi Plaosan, Ratu Boko, dan Candi Ijo.

5. Tempat Pemujaan Arwah Leluhur

Candi Asu Sengi berbentuk candi sepotong yang hilang bagian atapnya dan berdiri menghadap ke arah barat, berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter kali 7,94 meter. 

Candi Asu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Instagram)

Tinggi kaki candi setinggi 2,5 meter, tinggi tubuh candi setinggi 3,35 meter, tinggi sesungguhnya candi tidak diketahui secara pasti karena bagian atap candi telah hilang. 

Meski atap candi saat ini sudah tidak ada, patut diduga bahwa atap candi berbentuk kubah. Dugaan itu dapat dilihat dari potongan batu yang jika dibentuk akan menyerupai kubah. 

Di bagian dalam candi terdapat patung sapi atau nandhi, juga terdapat sumur berbentuk kotak yang kedalamannya mencapai 3 meter dengan lebar berukuran 1,3 meter kali 1,3 meter. Fungsi sumur belum diketahui secara pasti, meski di dinding sumur masih terlihat jelas bekas ketinggian debit air.

Dari beberapa prasasti yang ditemukan di sekitar candi tersebut, dapat diindentifikasi di antaranya Prasasti Sri Manggala I (angka tahun 874 M) dan Sri Manggala II (angka tahun 876 M) serta Prasasti Kurambitan.

Dari catatan pada prasasti tersebut dapat diperkirakan bahwa candi ini dibangun pada sekitar tahun 869 Masehi (semasa Rakai Kayuwangi dari Wangsa Sanjaya berkuasa). 

Dalam prasasti-prasasti tersebut juga disebutkan bahwa Candi Asu Sengi merupakan tempat suci untuk melakukan pemujaan, baik pemujaan kepada arwah leluhur maupun para arwah raja-raja serta dewa-dewa.

Kira-kira bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Candi Asu? Candi ini cukup Instagrammable lho untuk kamu yang suka berfoto-foto.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Mitos Candi Asu di Magelang: dari Putri Raja Dikutuk Jadi Anjing hingga Sejarah Mataram

Link berhasil disalin!