Ilustrasi virus. (Freepik/Sebdesk)
Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, para ahli berusaha untuk memastikan virus Nipah tidak menjadi pandemi selanjutnya.
Dikutip dari laman WHO, Sabtu (30/1/2021), virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Virus ini disebut lebih mematikan dari Covid-19, karena tingkat kematiannya mencapai 75%. Hingga kini belum ada vaksin dan obatnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta dari virus Nipah yang diprediksi akan jadi pandemi setelah virus corona.
Wabah virus Nipah pertama diketahui di Malaysia, yang kemudian menyebar hingga Singapura. Kebanyakan infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan hewan yang sakit atau jaringannya yang terkontaminasi.
Gejala virus Nipah memang hampir mirip dengan Covid-19. Seseorang yang terinfeksi virus Nipah mengalami gejala seperti batuk, meriang, lesu, sakit kepala, nyeri pada otot, muntah dan sakit tenggorokan.
Periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari. Tergantung pada lokasi wabah virus Nipah tersebut.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus Nipah. Yaitu dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari kontak langsung dengan kelelawar atau babi yang sakit, dan secara rutin melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan pada area yang rawan.
Seperti yang sudah dijelaskan, virus ini belum ditemukan vaksin dan obatnya. Tingkat kematiannya yang tinggi dikhawatirkan dapat menjadi pandemi baru selanjutnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: