Kiri: Sosok Masabumi Hosono. Kanan: Kapal Titanic. (Twitter/@Alkupra)
Tragedi karamnya kapal Titanic, tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kapal penumpang Britania Raya ini tenggelam di Samudera Atlantik Utara pada 15 April 1912.
Kapal berukuran jumbo itu, karam setelah menabrak gunung es, saat pelayaran perdana dari Southampton, Inggris ke New York City.
Tenggelamnya kapal ini membuat 1.514 nyawa melayang. Meski begitu, banyak pula korban selamat dari tragedi mengerikan ini, salah satunya ialah Masabumi Hosono.
Masabumi menjadi satu-satunya warga Jepang yang berhasil selamat dari tragedi tenggelamnya kapal Titanic. Dia juga dilaporkan jadi satu-satunya warga Jepang yang menaiki kapal mewah tersebut.
Namun, setelah tragedi itu, Masabumi malah dianggap pengecut. Tak sampai di situ, Masabumi juga dikucilkan dan dikecam usai tragedi bersejarah itu.
Baru tau soal Masabumi Hosono, satu-satunya orang Jepang yang naik Titanic dan berhasil selamat. Tapi di negaranya, dia dikucilkan dan dikecam karena dianggap pengecut. pic.twitter.com/62Q8yhmEXN
— Ash Archangel (@Alkupra) July 22, 2020
Masabumi yang merupakan pegawai di Kementerian Transportasi, saat itu dikirim ke Rusia untuk mempelajari sistem kereta.
Untuk pulang ke Jepang, Masabumi harus ke London dulu, baru kemudian ke Southampton untuk naik kapal Titanic, sebagai penumpang kelas II.
Diceritakan oleh seorang warganet dengan nama pengguna Alkupra di akun Twitter, malam nahas kapal Titanic tenggelam, Masabumi sebenarnya sudah terlelap. Namun, ia dibangunkan oleh seorang awak kapal. Dia dicegah untuk naik ke deck kapal, karena mengira Masabumi adalah penumpang kelas III.
Saat insiden nahas itu terjadi, Masabumi sempat panik. Ketika itu pula, perahu darurat yang tersedia di kapal terus berkurang di ambil oleh penumpang lainnya.
Di malam nahas Titanic, ia dibangunkan awak kapal namun dicegah naik ke deck karena petugas mengira ia penumpang kelas 3. Di tengah kondisi panik dan perahu darurat yang kian berkurang, ia mendengar ada 2 tempat lagi di perahu yang sebetulnya diutamakan untuk wanita dan anak-anak
— Ash Archangel (@Alkupra) July 22, 2020
Di tengah kondisi panik itu, Masabumi teringat ada dua tempat di perahu yang sebenarnya diperuntukkan untuk wanita dan anak-anak.
"Di malam nahas Titanic, ia dibangunkan awak kapal namun dicegah naik ke deck karena petugas mengira ia penumpang kelas 3. Di tengah kondisi panik dan perahu darurat yang kian berkurang, ia mendengar ada 2 tempat lagi di perahu yang sebetulnya diutamakan untuk wanita dan anak-anak," tulis Alkupra.
Masabumi memutuskan untuk naik ke perahu itu, setelah melihat ada seorang pria yang nekat naik ke perahu tersebut.
Rupanya, keputusan Masabumi untuk naik ke perahu itu berhasil membuat nyawa terselamatkan. Dengan perahu itu, Masabumi akhirnya berhasil sampai New York.
Setelah sampai di New York, ia melanjutkan perjalanan ke San Fransisco untuk kembali pulang ke Jepang. Lewat thread yang dibuat oleh pengguna akun Twitter Alkupra dijelaskan, Masabumi diketahui sempat diwawancarai oleh sejumlah majalah dan koran di Tokyo.
Namun, publik di Jepang malah memberikan pandangan negatif. Parahnya lagi, Masabumi malah dipecat dari tempatnya bekerja dan dicap sebagai pengecut.
Masabumi dinilai menyelamatkan diri sendiri dengan naik ke perahu khusus wanita dan anak-anak. Tak sampai di situ, buku sekolah di Jepang bahkan memasukkan namanya sebagai contoh perbuatan tidak terhormat dan dikritik sebagai immoral.
Untungnya, Masabumi dipekerjakan lagi di Kementerian Transportasi sampai akhir hayatnya. Masabumi diketahui meninggal dunia pada tahun 1939.
Tapi kemudian, dia dipekerjakan kembali di Kementrian dan bekerja sampai akhir hayatnya di 1939. Namun, kejadian itu meninggalkan luka mendalam di diri Hosono dan keluarganya. Topik tentang Titanic seakan tabu di keluarganya. Baru ketika ia wafat, keluarga merilis surat pribadi pic.twitter.com/5Lla7vdGd1
— Ash Archangel (@Alkupra) July 22, 2020
Kejadian yang dialami oleh Masabumi rupanya meninggalkan luka mendalam bagi Masabumi dan keluarganya. Topik tentang Masabumi, seakan dianggap tabu di keluarganya.
Setelah Masabumi wafat, barulah pihak keluarga merilis surat pribadi yang ditulis Masabumi untuk istrinya ketika ia berada di perahu wanita dan anak-anak itu.
Surat yang dibuat Masabumi, menjadi satu-satunya dokumen yang terdapat logo Titanic yang selamat. Saat James Cameron, sutradara berkebangsaan Kanada merilis Titanic pada 1997, barulah keluarga Masabumi merilis surat itu ke media.
Haruomi Hosono yang merupakan cucu Masabumi sekaligus pendiri dan pemimpin band Yellow Magic Orchestra, merasa lega karena setelah surat itu dirilis, kehormatan keluarga Masabumi kembali pulih.
Sejak saat itu, banyak budayawan berpendapat kenapa Masabumi dikucilkan. Pasalnya, ketika ada seseorang yang mengganggu ketenteraman desa, maka hukumannya adalah dikucilkan.
"Sejak ini juga akhirnya banyak budayawan yang berpendapat kenapa Masabumi dikucilkan alias mengalami "mura hachibu". Mura artinya desa dan hachibu berarti 80%, praktik dari Zaman Edo ini bermakna ketika ada yang mengganggu ketenteraman desa, hukumannya adalah dikucilkan," tulis Alkupra.
Lewat thread itu, Alkupra menceritakan isi surat yang ditulis oleh Masabumi. Dalam surat itu kata Alkupra, memuat rentetan peristiwa dan kejadian saat kapal Titanic tenggelam.
"Hoo ini pada nungguin tentang isi suratnya? Well, isi suratnya lebih tentang semua rentetan peristiwa dari kejadian Titanic waktu itu, terutama proses evakuasinya. Hosono dua kali disuruh ke level bawah dan dilarang naik ke deck karena petugas mengira dia penumpang kelas 3," sambungnya.
Alkupra dalam cuitan itu juga menceritakan bahwa dirinya sebenarnya sudah siap mati, saat berada di kapal Titanic. Namun, insting bertahan hidupnya seketika bekerja hingga akhirnya memutuskan untuk naik ke perahu.
"Menurut Hosono di suratnya, ada petugas yang memang menyuruhnya naik perahu penyelamat dan di atas perahu pun ia membantu sekuat tenaga mendorong perahu itu menjauh dari pusaran ombak yang menghisap Titanic," sambungnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: