Kemacetan di Brebes Exit Tol. (ANTARA)
Perjalanan mudik Idul Fitri di tahun 2016 bisa dibilang memberikan kisah yang tidak mengenakan bagi mereka yang melewati ruas tol Brebes Exit (Brexit). Ya, di tahun itu ada peristiwa kelam di tanah air di exit toll Brebes Timur atau dikenal Brexit yang membuat kemacetan terparah dan mengakibatkan belasan orang meninggal dunia.
Sejatinya sudah menjadi sebuah tradisi setiap Idul Fitri berbondong-bondong masyarakat untuk kembali ke kampung halaman. Apalagi saat itu baru pertama kali digunakannya Tol Trans Jawa yang dibuka hingga Brebes Timur alias Brexit.
Saat itu, digadang-gadang jika masyarakat dari arah Jakarta menuju Brebes bila menggunakan Tol Trans Jawa hanya 4 jam saja. Tentunya hal ini sangat menarik perhatian bagi para pemudik yang akan kembali ke kampung halaman lantaran mempersingkat waktu tempuh mereka untuk perjalanan ke Jawa Tengah, Yogyakarta atau Jawa Timur.
Baca Juga: Menhub: Masyarakat Mengapresiasi Kelancaran Mudik di Tahun Ini
Brexit terletak di Jawa Tengah pada kilometer 57,5 Jalan Tol Pejagan–Pemalang, kelanjutan dari kilometer 35 Jalan Tol Kanci–Pejagan, yang merupakan kelanjutan dari kilometer 26 Jalan Tol Palimanan–Kanci, yang melanjutkan kilometer 116 Jalan Tol Cikopo–Palimanan, yang bersambung dari kilometer 73 Jalan Tol Jakarta–Cikampek.
Pembangunan Jalan Tol Pejagan–Pemalang dimulai pada 2014, dan sebelum 2016 mudik dibuka dua bagian pertama, Pejagan ke Brebes Barat, dan Brebes Barat ke Brebes Timur.
Peristiwa terjadi di awal Juli 2016, di mana terjadi kemacetan di pintu keluar tol itu dan mengakibatkan antrian mencapai 16 kilometer. Antrean ini disebabkan lambatnya pembayaran toll di gerbang Brexit yang saat itu jumlah tarifnya yakni Rp 146.500.
Selain itu, adanya pasar tumpah dan lampu lalu lintas yang berdekatan dengan pintu keluar tol menambah parah kemacetan di Brexit. Banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan di Brexit, tetapi penyebab yang pasti adalah tidak mampu menampung jumlah kendaraan.
Buntut tragedi di Gerbang Tol Brexit, tercatat ada 17 pemudik yang dilaporkan meninggal dunia karena kemacetan di sana. Hal itu sebagaimana data resmi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes.
Korban yang meninggal dunia disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya ada yang kelelahan, sakit hingga mengalami kecelakaan lalu lintas.
Banyaknya kendaraan yang kehabisan bahan bakar di Brexit menambah parah kemacetan disana. Ada pula penjual bahan bakar pun berseliweran, mereka mematok harga mulai Rp 50.000 per liter, enam kali lipat dari harga resmi.
Malah warga sekitar juga sempat membuat toilet dadakan bagi para pengendara yang terjebak macet. Di saat itu, para pengendara yang ingin mudik ini menjalankan ibadah salat di bahu jalan karena tak ada mushola atau masjid yang bisa digunakan.
Baca Juga: Menhub Budi Minta Maaf soal Mudik Lebaran 2022: Belum Bisa Memenuhi Harapan Semua Pihak
Buntut kejadian di Brebes Exit ini pada akhir 2017, pemerintah Indonesia berencana untuk mengganti pembayaran tol secara tunai dengan pembayaran kartu elektronik. Ini diharapkan akan mengurangi waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk melewati pintu tol.
Seiring dengan rampungnya pembangunan tol Trans Jawa mulai dari Banten hingga Surabaya, persimpangan tol ini sudah tidak lagi menjadi pusat kemacetan pada waktu mudik. Sehingga tak ada lagi kejadian mencekam di tahun 2016 ini.
Pemerintah melalui Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menyampaikan permohonan maaf atas adanya kejadian di pintu keluar tol Brebes Exit (Brexit). Pasalnya kejadian itu telah menelan belasan korban jiwa.
"Atas nama seluruh stakeholder (pemangku kepentingan), kami menyampaikan rasa penyesalan serta permintaan maaf atas jatuhnya korban meninggal dunia," kata Jonan.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyebut kemacetan panjang di pintu keluar tol Brebes Timur dikarenakan ruas jalan yang sempit.
"Kemacetan bukan di ruas tol, tapi tampaknya ke tol," bebernya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: