Ilustrasi hantu (Freepik/h9images)
INDOZONE.ID - Jawa Timur memiliki kekayaan seni, budaya, dan tradisi yang unik, termasuk beberapa tradisi yang diiringi dengan kisah mistis yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Berikut adalah beberapa contoh tradisi daerah Jawa Timur yang sarat dengan nuansa mistis.
Upacara Sandhur adalah tradisi adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura, khususnya para petani dan nelayan.
Baca Juga: Sejarah Panjang Sidoarjo sebagai Pusat Perdagangan Masa Lampau di Jawa Timur
Upacara ini adalah ritual untuk berkomunikasi dengan makhluk gaib, dengan tujuan seperti mengusir musibah, menghormati makam keramat, atau meminta hujan.
Tradisi ini menampilkan tarian yang diiringi musik, dan di tengah pertunjukan, dua peserta biasanya mengalami kesurupan untuk berdialog dengan makhluk dari dunia lain.
Dalam tradisi Jawa, upacara ruwatan berfungsi sebagai ritual pembersihan bagi individu yang dianggap membawa kesialan atau dosa.
Ritual ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni ruwatan pribadi, lingkungan, dan wilayah, dengan prosesi yang melibatkan pemotongan rambut dan penyajian sesajen untuk membersihkan diri dari malapetaka atau kesulitan hidup.
Kesenian bantengan diyakini berasal dari zaman Kerajaan Singosari, dengan bukti relief di Candi Jago, Malang, yang menggambarkan banteng dan penari bertopeng banteng, memperkuat dugaan asal-usul kesenian ini pada masa itu.
Kesenian bantengan masih berkembang di kawasan pegunungan Bromo Tengger, dengan pertunjukan yang melibatkan dua orang membentuk seekor banteng.
Saat pertunjukan, pemain sering mengalami kesurupan, sehingga gerakan mereka menjadi tidak terkendali dan agresif.
Tradisi Seblang adalah warisan budaya Banyuwangi, khususnya Suku Osing, yang menampilkan tarian ritual dengan penari yang mengalami kesurupan dan melakukan gerakan magis. Tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat setempat.
Penari Seblang menari selama tujuh hari berturut-turut dalam kondisi kesurupan, diawali dengan pembacaan mantra oleh pawang.
Tradisi ini dilakukan setahun sekali untuk menolak bala dan memohon keselamatan serta ketenteraman bagi desa.
Tradisi Kebo-Keboan, yang berarti "kerbau" dalam bahasa Jawa, adalah tradisi adat Suku Osing di Banyuwangi yang erat kaitannya dengan simbol kerbau. Tradisi ini menjadi bagian penting dari warisan budaya masyarakat setempat.
Tradisi ini mempunyai tujuan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang melimpah serta agar diberi keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka.
Dalam tradisi ini, para peserta akan berdandan seperti seekor kerbau dan dilumuri cairan hitam dari oli serta dilengkapi dengan tanduk buatan.
Uniknya, menurut cerita yang beredar di masyarakat, para peserta yang memerankan kerbau biasanya akan kesurupan roh leluhur seperti yang terjadi di Desa Aliyan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan