Kategori Berita
Media Network
Selasa, 26 NOVEMBER 2024 • 15:00 WIB

Fakta dan Agama Suku Togutil, Warga Halmahera Timur yang Nomaden: Benarkah Kanibal dan Tinggal di Hutan?

Pada tahun 1997, seorang warga bernama La Ode Umar ditangkap karena terlibat dalam kasus pembunuhan dan pemakanan terhadap seorang nelayan.

Namun, sejak awal 2000-an, praktik kanibalisme di kalangan suku Togutil mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya interaksi mereka dengan masyarakat luar dan upaya pemerintah untuk menjangkau serta memberikan pendidikan kepada mereka.

Agama Suku Togutil

Apa kira-kira agama dari suku Togutil di Halmahera Timur? Dalam akun donasi.bmh.or,id, awalnya agama asli yang dianut Orang-orang suku togutil yaitu kepercayaan yang terpusat pada ruh-ruh yang menempati seluruh alam lingkungan. Mereka percaya akan adanya kekuatan dan kekuasaan tertinggi yaitu Jou Ma Dutu, pemilik alam semesta yang biasa disebut juga dengan o -gokiri-moi yang berarti jiwa atau nyawa.

Baca Juga: Suku Lingon, Suku Bermata Biru Bak Orang Eropa di Halmahera Timur

Namun saat ini banyak dari mereka yang akhirnya menganut agama samawi. 

Saat ini, sudah sekitar 200 orang lebih suku Togutil memeluk agama Islam. Sedikit demi sedikit mereka diajari ajaran Islam, hidup lebih baik, cara bercocok tanam, berpakaian, berperilaku, dan lain sebagainya. Saat ini orang-orang suku Togutil ini sudah banyak yang mengenal Islam.

Adaptasi dan Persepsi Masyarakat

Meski terisolasi, Suku Togutil menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan interaksi dengan masyarakat luar. Mereka menerapkan prinsip "Imakiriwo", yang mengajarkan saling tolong-menolong dalam pekerjaan. Dalam konteks ini, masyarakat Togutil dianggap memiliki nilai sosial yang tinggi dalam kehidupan komunal.

Namun, pandangan terhadap Suku Togutil di kalangan masyarakat lebih luas sangat beragam. Sebagian melihat mereka sebagai contoh kehidupan tradisional yang autentik, jauh dari modernisasi dan perkembangan zaman. Di sisi lain, ada pula pandangan negatif terhadap mereka, sering kali disebabkan oleh ketakutan atau ketidaktahuan terhadap cara hidup mereka yang sangat berbeda.

Bagi banyak akademisi, Suku Togutil adalah subjek menarik untuk studi antropologi dan sosial, terutama dalam memahami bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan dan mempertahankan budaya mereka.

Sementara itu, bagi pemerintah, penting untuk memperkenalkan mereka pada layanan modern, meski dengan pendekatan yang tidak merusak kearifan lokal dan budaya mereka.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Bmh.or.id, Jurnal

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Fakta dan Agama Suku Togutil, Warga Halmahera Timur yang Nomaden: Benarkah Kanibal dan Tinggal di Hutan?

Link berhasil disalin!