INDOZONE.ID - Mitologi naga sudah menjadi bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kebudayaan masyarakat Tiongkok selama berabad-abad, namun peranan serta pemaknaannya berkembang seiring berjalannya zaman.
Salah satu periode yang cukup penting dalam sejarah Tiongkok di mana citra naga mencapai puncak pemaknaan adalah pada masa Dinasti Han (206 SM - 220 M). Pada era keemasannya, naga tidak hanya dipandang sebagai makhluk mitologis, namun juga digunakan sebagai simbol yang merepresentasikan kejayaan, kekuasaan, serta identitas nasional Tiongkok.
Terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa sejarawan Tiongkok yang bernama Qian Zhongshu, menurutnya, kepercayaan masyarakat Tiongkok terhadap naga sebagai makhluk suci dan bersifat supranatural sudah ada sejak zaman pra-sejarah di Tiongkok.
Tetapi, citra naga mulai gencar dan mulai berlanjut secara gamblang dengan simbol-simbol kekaisaran yaitu pada masa kekuasaan Dinasti Han.
Baca Juga: Warisan Tradisi Pernikahan Tiongkok: Dari Ritual Kuno hingga Modern
Kemudian Xiaoneng yang merupakan sejarawan Tiongkok menjelaskan bahwa kaisar-kaisar Dinasti Han berusaha memvalidasi kekuasaan mereka dengan menghubungkan diri dengan mitologi naga, yang dianggap sebagai makhluk yang menguasai langit, laut, dan alam yang juga ingin merepresentasikan kekuasaannya.
Penggunaan motif naga pada arsitektur bangunan, seni kebudayaan, dan pakaian juga digunakan sebagai representasi kebesaran kekaisaran Han sebagai contoh terdapat beberapa motif naga dipakaian kebesaran kaisar yang bernama Mianfu, didalamnya terdapat motif naga, burung phoenix dan sejumlah ornamen dan logo lainnya.
Selain itu naga juga menjadi elemen yang memiliki fungsi dekoratif yang banyak dijumpai didalam istana-istana, taman, dan bangunan kekaisaran pada masa tersebut. Bentuk-bentuk naga yang digambarkan dalam ukiran, lukisan, serta hiasan istana memberikan kesan keagungan, kekuatan, serta kemakmuran yang membaluti masa keemasan Dinasti Han.
Selain itu, naga juga digunakan sebagai simbol identitas nasional Tiongkok pada masa Dinasti Han. Citra naga juga dipandang sebagai representasi dari keunggulan budaya Tiongkok serta ambisinya dalam prosesnya untuk mendominasi wilayah Asia Timur.
Mitologi naga menjadi salah satu bentuk yang penting dalam membangun rasa kebanggaan dan rasa nasionalisme di kalangan rakyat Tiongkok pada saat itu.
Maka dari itu, sudah cukup jelaslah bahwasannya pada masa kejayaan Dinasti Han, naga tidak hanya menjadi simbol semata, namun juga berperan secara politik, ideologis, serta budaya dalam memperkuat validitas kekaisaran serta menegaskan identitas Tiongkok sebagai pusat peradaban dikawasan Asia.
Citra naga telah menyatu erat dengan bangsa Tiongkok dari dulu hingga kini, masih dapat kita jumpai pula representasi naga diberbagai kesenian Tiongkok yang masih eksis hingga kini dapat pula dijumpai pada pakaian yang dikenakan saat imlek yang bernama congsam yang biasanya juga memiliki corak atau simbol naga didalamnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: New Perspectives On China's Past: Twentieth-Century Chinese