Kategori Berita
Media Network
Selasa, 12 NOVEMBER 2024 • 09:15 WIB

Sistem Kepercayaan Animisme pada Masyarakat Suku Buru

Ilustrasi Suku Buru

INDOZONE.ID – Pulau Buru, yang terletak di Provinsi Maluku, merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau Seram. Pulau ini, yang juga dikenal dengan nama Pulau Bupolo, memiliki arti “Dampolot,” yang berarti penuh dengan rawa dan pecek.

Selain itu, Pulau Buru juga sering disebut sebagai Bumi Lalen, yang merujuk pada dataran Danau Rana dan Gunung Date, dua tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat karena diyakini sebagai tempat asal nenek moyang mereka.

Kepercayaan Animisme di Masyarakat Buru

Masyarakat Buru menganut kepercayaan animisme, yakni sistem kepercayaan yang memandang alam sekitar sebagai tempat tinggal berbagai roh, yang dianggap memiliki kekuatan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam kepercayaan ini, roh-roh dianggap sangat penting, sehingga dihormati dan disembah melalui berbagai upacara, doa, sajian, dan korban. Kepercayaan ini menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Buru, yang menganggap alam sebagai entitas yang berhubungan langsung dengan leluhur dan asal-usul mereka.

Pembagian Wilayah Berdasarkan Kepercayaan

Dalam melestarikan kepercayaan terhadap leluhur, masyarakat Buru membagi wilayah mereka menjadi tiga kawasan yang dianggap sakral. Pertama adalah kawasan yang dilindungi karena nilai keramatnya, yaitu Gunung Date (Kaku Date), Danau Rana (Rana Waekolo), dan tempat-tempat keramat lainnya di hutan primer (koin lalen). Kawasan-kawasan ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaan tradisional orang Buru, yang meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari unsur-unsur alam seperti air dan gunung. Danau Rana melambangkan air, sementara Gunung Date mewakili gunung. Karena itu, kedua tempat tersebut sangat disakralkan dan tidak boleh dimasuki sembarang orang, terutama orang luar.

Baca Juga: Mengenal 8 Bentuk Kepercayaan atau Religi yang Jarang Diketahui, Ada Fetisisme Hingga Mistisisme!

Upacara dan Ritual Kehormatan

Dalam menjalankan kepercayaan animisme, masyarakat Buru melakukan berbagai ritual untuk menghormati roh leluhur. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyimpan barang-barang milik leluhur, seperti pakaian adat, di tempat yang aman. Selain itu, mereka juga menghormati pohon-pohon besar yang dipercaya menjadi tempat berdiamnya roh-roh leluhur. Jika ada orang luar yang ingin mengunjungi kawasan-kawasan sakral seperti Danau Rana atau Gunung Date, mereka harus terlebih dahulu melapor dan meminta izin kepada pemerintah adat setempat.

Masyarakat Buru juga mempercayai adanya nama rahasia atau Na Leit, yang diberikan oleh leluhur pada tempat-tempat tertentu, termasuk desa-desa dan sungai-sungai. Nama rahasia ini tidak boleh disebut sembarangan dan hanya diucapkan dalam situasi tertentu, seperti ketika menghadapi kesulitan. Pada saat seperti itu, kepala adat atau orang yang tahu tentang nama rahasia tersebut akan dipanggil untuk menyebutkan nama tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pengaruh Agama terhadap Masyarakat Buru

Meskipun masyarakat Buru mayoritas memeluk agama Kristen dan Islam, yang diperkenalkan oleh bangsa Portugis dan Belanda pada masa lalu, beberapa masyarakat di daerah ini masih mempertahankan kepercayaan animisme mereka. Agama Kristen dan Islam berkembang dengan baik di Pulau Buru, dan aktivitas peribadatan berjalan lancar dengan dukungan fasilitas rumah ibadah seperti gereja dan masjid.

Baca Juga: Suku Yaghan: Kisah Kehidupan di Ujung Dunia yang Bertahan Ribuan Tahun

Namun, meskipun pengaruh agama telah meluas, masih ada sejumlah masyarakat Buru yang tetap menjaga dan melestarikan tradisi animisme mereka. Kepercayaan terhadap roh leluhur dan tempat-tempat keramat tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual mereka.

Kesimpulan

Masyarakat Buru di Maluku, dengan tradisi animisme yang kaya, menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara manusia, alam, dan leluhur dalam budaya mereka. Meskipun pengaruh agama telah mengubah sebagian aspek kehidupan mereka, nilai-nilai tradisional ini masih hidup dalam keseharian mereka, terutama melalui upacara dan penghormatan terhadap tempat-tempat keramat yang diyakini sebagai asal-usul kehidupan mereka. Kepercayaan ini menjadi cerminan dari kekuatan tradisi dan spiritualitas yang terus dilestarikan oleh masyarakat Buru meskipun dunia terus berubah di sekitar mereka.

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Eklevina Eirunikuy. (2013). Suku Bangsa Kabupaten Buru.

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Sistem Kepercayaan Animisme pada Masyarakat Suku Buru

Link berhasil disalin!