Manten Sapi: Tradisi Unik Menyambut Idul Adha di Pasuruan
INDOZONE.ID - Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, memiliki beragam tradisi dan budaya yang memperkaya momen-momen penting, termasuk perayaan Hari Raya Idul Adha.
Salah satu tradisi unik tersebut dapat ditemukan di Desa Wates Tani, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Di sana, setiap tahun menjelang Idul Adha, masyarakat setempat menggelar tradisi yang disebut "Manten Sapi," di mana sapi-sapi yang akan dikurbankan didandani layaknya pengantin.
Baca Juga: Tradisi Unik Saat Idul Adha di Berbagai Negara, Ada Sapi Bergelantungan di Atap Rumah Lho!
Tradisi Manten Sapi telah menjadi bagian integral dari perayaan Idul Adha di Desa Wates Tani selama berabad-abad.
Menurut Haji Abdullah, ketua takmir masjid setempat, tradisi ini berakar dari anjuran sunah untuk memperlakukan hewan kurban dengan baik dan menghormati mereka sebelum disembelih.
Dengan demikian, sapi-sapi ini tidak hanya dimandikan tetapi juga dihias dengan bunga-bunga dan diberi pewangi, seolah-olah mereka adalah mempelai yang akan diarak dalam sebuah pesta pernikahan.
Baca Juga: Misteri Kerbau Bule Keramat Saat Malam Satu Suro di Surakarta
Tradisi ini biasanya dilaksanakan sehari sebelum penyembelihan hewan kurban yang jatuh pada tanggal 11-13 Dzulhijjah. Puluhan ekor sapi dan kambing yang akan dikurbankan dimandikan terlebih dahulu.
Setelah itu, mereka dirias dengan bunga-bunga cerah dan aksesori warna-warni. Hewan-hewan ini kemudian diarak keliling desa, dipamerkan kepada masyarakat sebagai bentuk penghormatan terakhir sebelum disembelih.
Baca Juga: Kisah Awal Mula Tradisi Berkurban di Idul Adha, Begini Cerita Lengkapnya!
Proses arak-arakan ini menjadi puncak dari tradisi Manten Sapi. Hewan-hewan yang sudah dihias diarak melalui jalan-jalan desa, diiringi oleh warga yang membawa berbagai bahan pangan seperti beras, minyak goreng, dan kayu bakar.
Semua bahan pangan ini nantinya akan diberikan kepada warga yang kurang mampu, bersama dengan daging kurban yang telah diolah. Ini bukan hanya sekadar pawai, tetapi juga bentuk syiar Islam dan solidaritas sosial yang kuat.
Baca Juga: Mengungkap 16 Kata-kata Bijak Soekarno yang Terbukti Jadi Kenyataan!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube @Vicky Vick