INDOZONE.ID - Bersamaan dengan perayaan Thanksgiving di AS, di berbagai situs marketplace terdapat banyak penawaran besar-besaran untuk menyambut momen yang disebut sebagai Black Friday.
Biasanya, momen Black Friday terjadi sehari setelah perayaan Thanksgiving atau Jumat keempat dalam bulan November.
Seperti dilansir Britannica, Black Friday merupakan salah satu hari belana tersibuk di AS. Seluruh jaringan toko, baik offline maupun online menawarkan penawaran besar-besaran untuk memikat para pembeli.
Baca Juga: Fakta dan Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang Diserang Israel
Istilah ini diketahui berasal dari awal tahun 1960-an berawal dari polisi di Philadelphia. Polisi menggunakan frasa Black Friday untuk menggambarkan kemeriahan orang-orang dari pinggiran kota ke pusat kota untuk berbelanja setelah perayaan Thanksgiving.
Tidak hanya itu, setelah perayaan Thanksgiving, banyak warga yang menghadiri pertandingan sepak bola tahunan Angkatan Darat-Angkatan Laut.
Hal ini memicu terjadinya kerumunan yang sangat besar, kekacauan di lalu lintas hingga membuat petugas polisi kebingungan.
Sejak saat itu, istilah Black Friday terus berkembang di Philadelpia. Para pedagang biasanya merias wajah mereka untuk tampil lebih cantik saat Black Friday.
Black Friday digambarkan menjadi hari di mana para pedagang akan menghasilkan keuntungan yang berkali-kali lipat hingga disebut sebagai hari belanja terbesar di AS.
Dalam beberapa tahun terakhir, Black Friday diikuti oleh hari libur belanja lainnya, termasuk Small Business Saturday, yang mendorong pembeli untuk mengunjungi pengecer lokal.
Baca Juga: Deretan Kasus Pembunuhan di Indonesia yang Terungkap karena Makanan, Salah Satunya Kasus di Subang
Cyber Monday, yang mempromosikan belanja online. Giving Tuesday juga muncul untuk memacu sumbangan amal.
Namun secara historis, Black Friday memiliki konotasi lain, yang tidak ada hubungannya dengan belanja. Pada tahun 1869 pemodal Wall Street Jay Gould dan Jim Fisk berusaha untuk memojokkan pasar emas negara di New York Gold Exchange dengan membeli sebanyak mungkin logam mulia tersebut, dengan tujuan untuk membuat harga meroket.
Pada hari Jumat, 24 September, intervensi Presiden Ulysses S. Grant menyebabkan rencana mereka gagal. Pasar saham langsung anjlok, membuat ribuan orang Amerika bangkrut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Britannica