INDOZONE.ID - Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam terbesar yang ada di Indonesia. Organisasi Muhammadiyah ini berdiri pada 8 November 1912 di Yogyakarta.
Pendiri dari organisasi terbesar di Indoensia ini adalah KH. Ahmad Dahlan. Terbentuknya organisasi Muhammadiyah ini berawal dari pemikiran dari beliau sendiri yang mana KH. Ahmad Dahlan prihatin melihat kondisi umat islan pada saat terbelenggu oleh tradisi-tradisi yang menyimpang dari syariat agama Islam.
Peran penting dari organisasi Muhammadiyah ini tentunya dalam mengembangkan dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Semakin berkembangnya pengaruh Muhammadiyah ini sudah banyak di rasakan oleh masyarakat pada saat itu, tidak hanya dari bidang dakwah yang dirasakan tetapi juga berkembang pada bidang lain seperti kehidupan sosial masyarakat, dan pendidikan
Membahas mengenai pendidikan, pendidikan di Indonesia terutama pada saat berdirinya muhammadiyah sudah mulai dapat dirasakan bahkan sudah berkembang baik pada masa Kolonial maupun Masa Jepang.
Muhammadiyah menyebarkan pendidikan keseluruh penjuru tanah Jawa sehingga masyarakat dapat merasakan pendidikan yang layak. Keberhasilan Muhammadiyah tidak sampai disitu saja, Muhammadiyah juga menyebarkan pendidikan mereka ke luar pulau Jawa, yaitu salah satunya pulau Sumatera tepatnya Sumatera Barat.
Perkembangan yang mereka bawa dan mononjol di Sumatera Barat terdapat pada bidang pendidikan. Hal tersebut dapat di buktikan kebenaranya dari persyaratan yang diberikan kepada setiap cabang yang ingin mendapatkan pengesahan, terlebih dahulu harus mendirikan sebuah sekolah sehingga telah banyaknya sekolah yang menyebarkan di daerah Sumatera Barat.
Sebelum Muhammadiyah masuk di daerah Sumatera Barat, lembaga pendidikan yang dimiliki oleh umat Islam masih tradisional dan tidak memenuhi tuntutan zaman, sehingga sistem pembelajaran dilaksanakan tanpa kurikulum, tahun ajaran, dan administrasi.
Asal-usul Muhammadiyah di Sumatera Barat
Bermula pada tanggal 29 Mei 1925 Syekh Abdul Karim Amarullah membawa perserikatan Muhammadiyah ini ke Sumatra, tepatnya di Maninjau, Sungai Batang, Sumatra Barat. Dari sinilah bisa di katakan penyebaran Muhammadiyah sudah mulai meluas di beberapa bagian daerah di Sumatera Barat seperti daerah Padangpanjang tahun 1923-1933, Simambur Batusangkar tahun 1927, Bukittinggi dan Payakumbuh pada tahun 1928, serta Padang pada tahun 1930.
Muhammadiyah mualia semakin memantapkan organisasinya di Sumatera Barat dengan mendirikan organisasi otonom yang berada dibawahnya yaitu Aisiyiyah yang diketuai oleh Siti Ramlah, HW (Hizbul Wathan) yang diketuai oleh Rayid Idris Majelis Pengajaran dan Pendidikan yang diketuai oleh H. Sutan Mudo dan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat).
Selain itu Muhammadiyah juga sangat bersemangat untuk melakukan pembaharuan keagamaan di Sumatera Barat yang pada saat itu masih di dominasi oleh tarekat melalui penyebaran paham reformasi.
Pembaharuan islam yang di lakukan oleh Muhammadiyah di Sumatera Barat berbeda dengan pembaharuan di Jawa. Gerakan pembaruan di Sumatra Barat terbentuk dengan percobaan dan usaha-usaha yang terkoordinir melalui pendidikan dan tulisan. Muhammadiyah berusaha menyadarkan masyarakat Sumatera Barat akan pentingnya pendidikan untuk memperbaiki nasib kehidupan kedepanya.
BACA JUGA; Ternyata Ini Loh Perbedaan Muhammadiyah dengan Organisasi Islam Lainnya
Sekolah-sekolah Awal Muhammadiyah di Sumatera Barat
Pendidikan yang memiliki peran penting untuk kehidupan, yang mana jadi salah satu usaha yang di lakukan oleh Muhammadiyah untuk menyebarkan perkembaganya. Pendidikan Muhammadiyah selalu menghendaki terbentuknya pendidikan ini untuk:
- Menjadi muslim yang bermiral tinggi sesuai dengan ajaran Al-Quran dan suna.h
- Menjadi muslim yang seimbang antara dunia dan akhirat.
- Menjadi muslim yang memiliki sikap sosial yang baik selalu ingin memajukan masyarakat.
Pada awalnya Muhammadiyah memang cenderung mendirikan sekolah umum tingkat dasar hingga menengah dengan tujuan untuk memberikan pemerataan pendidikan bagi masyarakat.
Seiring berjalanya waktu Muhammadiyah mulai melakukan pembaharuan dengan mendirikan HIS Met de Quran pada tanggal 1 Juli 1927 yang ketuanya Parwoto Adiwijoyo. HIS didirikan untuk menampung anak-anak pribumi yang masuk ke Europeesche Lagere School (ELS).
Pendirian HIS untuk memenuhi keinginan masyarakat pribumi yang ingin melanjutkan Pendidikan tidak hanya sampai menengah tetapi sampai setinggi-tingginya.
Selang beberap tahun tepatnya tahun 1931 berdirilah sekolah kader kepemimpinan yang diberi nama Tabligh School yang dipimpin oleh Hamka. Selain mengajarkan akademik sekolah ini juga mengajarkan jiwa Muhammadiyah atau ilmu kemuhammadiyahan.
Bisa dibilang sekolah ini dibentuk untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah yang tangguh dan handal. Selain itu tidak lama berlalau Muhammadiyah juga mendirikan Kulyatul Mubalighat, sekolah khusus putri pata tahun 1932. Muhammadiyah juga mendirikan robelschool atau TK ABA (Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal) di Sumatra Barat pada tahun 1939.
Penjelasan diatas merupakan sekolah-sekolah yang didirkan oleh Muhammadiyah semenjak berdirinya di Sumatera Barat. Sekolah yang didirakn ini tentunya tidak percuma tetapi merupakan suatu bentuk perbuhan yang dilakukan oleh Muhammadiyah serta memiliki dampahk yang luar biasa hingga sampai sekarang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Penelitian "Kajian Perkembangan Ruang Publik Bersejar