INDOZONE.ID - Java Rupee muncul tahun 1811 saat Inggris mengambil alih Jawa dari Belanda. Mata uang ini menggantikan Gulden Belanda, disesuaikan dengan sistem moneter Inggris di koloni-koloninya, terutama India.
Meski hanya bertahan sampai 1816, Java Rupee punya cerita menarik soal perekonomian Jawa di masa lalu.
Desainnya yang unik mencerminkan perpaduan budaya lokal dan pengaruh kolonial.
Baca Juga: 5 Arti Mimpi Berada di Hutan Menurut Primbon Jawa, Pertanda Apa?
Dulu, Java Rupee digunakan oleh banyak kalangan—mulai dari pedagang lokal, warga Tionghoa, sampai pejabat Inggris.
Uang ini jadi alat bayar sehari-hari, baik untuk belanja di pasar maupun transaksi dagang antarnegara. Bisa dibilang, Java Rupee membantu Inggris mengendalikan perekonomian Jawa waktu itu.
Java Rupee tidak hanya populer di kota-kota besar kayak Batavia (sekarang Jakarta), Semarang, atau Surabaya, tapi juga merambah ke pelabuhan-pelabuhan kecil.
Uang ini dipakai untuk transaksi komoditas seperti rempah-rempah dan kain, yang jadi andalan perdagangan Jawa kala itu.
Java Rupee hanya hidup selama lima tahun—dari 1811 sampai 1816. Begitu Belanda kembali berkuasa, Gulden Belanda kembali dipakai.
Meski waktunya singkat, Java Rupee sempat bikin perubahan dalam sistem keuangan Jawa dan memengaruhi kegiatan ekonomi saat itu.
Banyak sejarawan menyebut periode ini sebagai masa transisi moneter paling menarik di Jawa abad ke-19.
Baca Juga: 5 Arti Mimpi Tersesat di Jalan yang Tidak Dikenal Menurut Primbon Jawa
Kehadirannya menandai peralihan kekuasaan dari Belanda ke Inggris. Bangsa Inggris memakai mata uang ini untuk menyelaraskan Jawa dengan jaringan perdagangan global mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal