Plot twist-nya? Cahaya yang dilihat Rara itu diyakini sebagai karomah atau sinyal spiritual dari kebesaran hati dan kekuatan ruhani Sunan Gunung Jati.
Duh, bener-bener cinta yang “bercahaya”, ya!
Baca Juga: Kisah Angker Tol Cipularang, Ternyata Jadi Tempat Pesugihan dan Petilasan Prabu Siliwangi
Ilustrasi Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dan Rara Tepasan.
Setelah pertemuan itu, kisah cinta mereka jadi nyata. Rara Tepasan diserahkan langsung oleh ayahnya kepada Sunan Gunung Jati untuk dijadikan istri.
Nggak cuma Rara aja yang menetap di Cirebon, tapi 100 pengawal dan pembawa harta yang ikut mengiringi pun memutuskan untuk tinggal juga.
Mereka semua tidak kembali ke Majapahit dan memilih hidup di bawah kepemimpinan Sunan Gunung Jati.
Bisa dibilang, ini bukan sekadar pernikahan dua orang, tapi juga simbol penyatuan dua budaya besar yaitu Majapahit yang Hindu-Jawa dan Cirebon yang Islam.
Secara gak langsung, cinta Rara dan Sunan Gunung Jati jadi jalan untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang damai dan indah.
Kalau kamu datang ke Cirebon hari ini dan nanya soal sejarah Sunan Gunung Jati, kisah Rara Tepasan pasti gak ketinggalan diceritain.
Beberapa naskah kuno khas Cirebon seperti Babad Cirebon atau Serat Purwaka Caruban Nagari juga memuat cerita ini.
Artinya, kisah cinta mereka tuh bukan cuma dongeng, tapi bagian dari identitas dan perjalanan sejarah Cirebon.
Nah yang bikin makin romantis, kisah ini masih dipercayai sampai sekarang sebagai salah satu bentuk cinta sejati yang penuh restu, spiritualitas, dan keajaiban.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube, Babad Cirebon, Serat Purwaka Caruban Nagari