Ilustrasi Paraku di Kalimantan Barat. (Youtube/Indo Info)
INDOZONE.ID - Buat kaliam yang mengukti film 'Kabut Berduri', tentu mendengar ada singgungan tentang gerapa Paraku di Kalimantan Barat yang menjadi selipan isu sosial. Namun, banyak yang mungkin belum mengerti apa itu Paraku.
Paraku adalah Pasukan Rakyat Kalimantan Utara yang pro komunis dan disinggung dalam film tersebuit. Ada sejarah panjang di wilayah perbatasan Kalimantan tentang Paraku.
Berikut ini fakta yang Indozone ungkap dari jurnal "Peristiwa Pemberantasan PGRS-Paraku di Kalimantan Barat Tahun 1967" karya Yulita Dewi Purmintasari dari STKIP PGRI Pontianak.
Semenjak Soekarno melancarkan seruan "Ganyang Malaysia" sebagai upaya untuk membebaskan rakyat Malaysia dari ancaman neokolonialisme Inggris.
Baca Juga: Mengungkap Mitologi Enggang, Burung Keramat dari Kalimantan
Sebagai respons, Soekarno memberikan dukungan kepada Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku), yang sebagian besar anggotanya adalah etnis Tionghoa dan pro-komunis. Namun, setelah tragedi G30S pada tahun 1965, situasi politik di Indonesia mengalami perubahan drastis.
Peristiwa tersebut melemahkan kekuasaan PKI di pemerintahan.
Peninggalan Paraku di Museum Kalbar. (ANTARA)
Setelah pergeseran kekuasaan kepada Soeharto, masalah konfrontasi dengan Malaysia segera diselesaikan melalui penandatanganan Jakarta Accord. Pemerintahan Soeharto kemudian melancarkan operasi penumpasan terhadap PgRS/Paraku, sejalan dengan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 yang melarang ajaran marxisme-leninisme di Indonesia. Operasi-operasi yang dilakukan oleh Tentara Indonesia berhasil melumpuhkan PgRS/Paraku.
Penetrasi ideologi sangat terasa dalam penumpasan PgRS/Paraku, yang menunjukkan adanya hegemoni dan dominasi dari kekuasaan penguasa. Menarik untuk melihat bagaimana hegemoni kekuasaan terjadi dalam penumpasan PgRS/Paraku melalui perspektif teori hegemoni Gramsci. Kajian ini bertujuan untuk memperkaya khasanah studi sejarah lokal di Kalimantan Barat.
Baca Juga: 3 Mitos Tentang Rusia yang Ngaco: Dari Mafia hingga Komunis, Semuanya karena Hollywood
Pembentukan PgRS/Paraku tidak terlepas dari konteks konflik Indonesia-Malaysia. Ketika Inggris mendukung pembentukan Federasi Malaysia, Indonesia menolak keras, termasuk wilayah Kalimantan Utara yang juga termasuk dalam federasi tanpa persetujuan penduduknya. Penolakan terutama datang dari warga keturunan Tionghoa yang khawatir akan dominasi Melayu dari Semenanjung Malaya.
PgRS/Paraku, yang dianggap sebagai gerakan anarkis, mempengaruhi stabilitas sosial-politik di Kalimantan Barat. Pemerintah Indonesia menanggapi gerakan ini dengan sikap tegas, karena dianggap sebagai ancaman bagi Indonesia dan berkaitan dengan isu perbatasan, termasuk hubungan dengan Malaysia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal "Peristiwa Pemberantasan PGRS-Paraku Di Kalimantan Ba