INDOZONE.ID - Sudah lebih dari 100 tahun berlalu, tapi kisah para penyintas Titanic masih membuat orang penasaran hingga saat ini. Salah satunya yang membuat orang penasaran adalah kisah-kisah menawan para penyintas, alias penumpang yang selamat dari tragedi yang terjadi pada 1912 tersebut.
Namun tahukah kamu, ada satu cerita tragis dari penyintas Titanic asal Jepang, yakni Masabumi Hosono. Sebelum Titanic berlayar, Hosono adalah seorang birokrat Jepang yang bekerja di Rusia sebagai wakil dewan Dewan Kereta Api untuk Kementerian Perhubungan Jepang.
Saat hendak pulang, Hosono yang saat itu berusia 42 tahun memilih untuk naik Titanic di Southampton, Inggris, daripada melakukan perjalanan melintasi Rusia. Dia merupakan penumpang kelas dua dan diyakini sebagai satu-satunya penumpang Jepang yang naik ke kapal tersebut.
Pada malam yang dingin tanggal 14 April 1912, pelayaran perdana RMS Titanic mengalami kecelakaan mematikan ketika kapal menabrak gunung es.
Baca Juga: Lebih Seabad Tenggelam, Begini Penampakan Terbaru Bangkai Kapal Titanic
Menurut kisah yang ditulisnya, Hosono dibangunkan oleh ketukan di pintu kabinnya malam itu. Namun, karena Hosono dianggap orang asing, dia dikirim ke geladak bawah, jauh dari sekoci.
Tadinya Hosono sudah pasrah dengan hidupnya. Ketika mempersiapkan saat-saat terakhirnya, ternyata muncul kesempatan untuk selamat. Saat itu seorang petugas mengatakan masih ada dua kursi di sekoci yang tersedia. Seorang pria langsung melompat saat itu juga, namun Hosono awalnya ragu.
"Saya sendiri terpuruk memikirkan tidak bisa melihat istri dan anak tercinta lagi karena tidak ada solusi lain bagi saya selain berbagi takdir yang sama dengan Titanic. Tapi melihat orang pertama yang melompat, mendorong saya untuk mengambil kesempatan terakhir ini," tulis Hosono dalam sepucuk surat kepada istrinya di hari setelah tragedi Titanic.
Jadi, Hosono pun melompat ke sekoci tersebut. Dia menjadi salah satu dari 700 orang yang selamat dari tragedi Titanic, sementara 1.500 penumpang lain tewas.
Baca Juga: Heboh Rekaman Detik-detik Tenggelamnya Kapal Titanic, Beneran atau Hoaks?
Tragisnya, Hosono justru mendapat sambutan dingin dari negara asalnya, Jepang. Dai mendapat kritik keras dari pers Jepang, yang mengutuk orang-orang yang selamat sebagai pengecut, dan justru memuji para korban yang meninggal.
Hosono dipermalukan karena tidak mematuhi prinsip "perempuan dan anak-anak dulu" dan menghindari kematian. Karena itu, Hosono menjadi sasaran "mura hachibu" atau pengucilan sosial dari orang-orang Jepang.
Hosono bahkan kehilangan pekerjaannya pada tahun 1914. Dia bekerja paruh waktu selama sisa hidupnya. Dia hidup dalam rasa malu, sampai akhirnya meninggal dunia pada 1939.
Penghinaan seputar kelangsungan hidup Hosono bertahan hingga tahun 1990-an. Bahkan setelah kematiannya, penyebutan Titanic telah dilarang di rumahnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Insider