Kemudian pada tanggal 18 November suhu terendah di Korea Selatan langsung mencapai -6 derajat celcius yang berarti musim dingin sudah tiba sebelum pepohonan Bersiap menggugurkan daunnya.
Para ahli menganilisis penyebab langkahnya daun hijau berguguran ini tentu saja disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan suhu dunia meningkat sehingga mengakibatkan musim-musim menjadi tidak menentu.
Di Korea Selatan sendiri musim gugur biasanya terjadi mulai bulan September dan berakhir bulan November tapi tahun ini musim gugur datang lebih lambat dan berakhir lebih cepat.
Profesor Yoon Sunjin dari jurusan studi lingkungan Universitas Nasional Seoul mengatakan, ada hasil penelitian yang menyebut jika bulan Oktober tahun ini merupakan bulan terpanas yang pernah dicatat.
Daun yang berguguran di musim gugur di Korea Selatan. (Istimewa)
"Saat cuaca hangat terus berlanjut dan kemudian tiba-tiba menjadi musim dingin, pohon-pohon akan segera menggugurkan daunnya untuk menghindari hilangnya nutrisi pada daun.”
Lantas jika perubahaan musim terus terjadi setiap tahunnya, apakah kita masih bisa melihat daun-daun berguguran saat musim gugur?
Seo Jaecheol dari Green Alliance mengatakan fenomena daun hijau yang berguguran ini merupakan fenomena yang muncul saat tanaman beradaptasi dengan musim yang berubah.
"Sejak 2020, fenomena hilangnya dedaunan saat musim gugur telah diamati dibeberapa tempat seperti Gunung Jiri. Para ahli mendiagnosis bahwa akan sulit untuk melihat dedaunan musim gugur di masa depan karena perubahan cuaca.”
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators, Kyunghyang, Herald Economy