Kamis, 25 JULI 2024 • 10:24 WIB

Kisah Kejam Jim Jones Pemilik Sekte Sesat Kuil Rakyat, Ratusan Orang Tewas Diracun

Author

Ilustrasi Jim Jones yang jadi pemilik sekte sesat tewaskan ratusan orang

INDOZONE.ID – Begitu keji sekte sesat yang ada di Indiana Polisi, Amerika Serikat. Komunitas sesat itu dipimpin oleh Jim Jones atau James Warren Jones.

Jim ini diyakini memiliki kekuatan psikis, meramal masa depan hingga menyembuhkan orang sakit.

Saking banyaknya pengikut yang percaya kesaktian Jim, dia pun menjadi pemimpin Peoples Tempe atau Kuil Rakyat.

Baca Juga: Oesin Bestari Sosok Terpidana Pertama Pembunuh 25 Pedagang Secara Brutal Demi Rampas Uang dan Barang Berharga

Kilas Kehidupan Jim Jones Sebelum Jadi Pemimpin Aliran Sesat

Pria yang lahir di Lynn, Indiana pada 13 Mei 1931 itu sudah sejak kecil rajin ke gereja. Ia selalu ke gereja hingga lulus dari Universitas Boutler.

Setelah itu Jim langsung ditasbihkan juga sebagai pemimpin jamaat di gereja Indianapolis pada 1950.

Jim Jones memiliki ide pikiran yang dipengaruhi oleh pembebasan Marxisme.

Pemikiran ini langsung membuatnya bersinggungan dengan penatua gereja. Jim akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan komunitas gereja protestan dan mengambil alih langsung, sehingga gereja itu diberi nama Wings of Deliverance (sayap pembebasan).

Gereja itu akhirnya diubah namanya menjadi People Temple (kuil rakyat) sejak tahun 1955. Jim kemudian melayani para tunawisma dan orang miskin yang begitu butuh perolongan.

Ia juga langsung menjabat sebagai Direktur Komisi Hak Asasi Manusia pada 1955.

Dakwahnya ini langsung menarik perhatian orang Afrika-Amerika yang langsung menggabungkan ide dan cita-cita demi terwujudnya masyarakat yang adil, menghilangkan rasialisme dan kemiskinan yang merajarela.

Beberapa kali Jim menyuruh para pengikutnya ini untuk melakukan demonstrasi.

Baca Juga: Fenrir, Serigala Raksasa Pembunuh Dewa Odin!

Saat itu terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang berpotensi perang nuklir.

Hal inilah yang membangkitkan sikap paranoid Jim bersama para pengikutnya. Mereka pun pindah gereja di Ukiah, California.

Ia juga melebarkan sekte sesatnya itu ke beberapa pengikut di berbagai tempat, salah satunya di San Fanrisco pada 1971.

Usai pindah Jim mendapat julukan The Prophet. Entah darimana nama itu diberikan.

Kuasai uang

Ada beberapa tuduhan yang dilontarkan ke pendeta Jim. Salah satunya menguasai uang pengikutnya untuk kepentingan pribadi.

Tuduhan itu dilontarkan karena Jim memiliki lahan di kawasan Guyana, Amerika Selatan pada 1973.

Ia juga diduga memanipulasi para pengkutnya dengan berbagai ancaman seperti pemerasan, penganiayaan, dan ancaman pembunuhan.

Baca Juga: Fenrir, Serigala Raksasa Pembunuh Dewa Odin!

Jim Jones Meminta Para Tersangkanya untuk Melakukan Bunuh Diri Massal

Ratusan orang terbunuh atas peristiwa tersebut

Permintaah aneh terjadi ketika Jim Jones menyuruh pengikutnya untuk melakukan bunuh diri massal. Hal ini tak langsung dituruti oleh para pengikutnya, dan ada yang memilih untuk kabur.

Mereka melaporkan tingkah laku Jim Jones ini kepada Senator California bernama Leo Ryan pada tahun 1978.

Petugas pun segera meakukan investigasi tak resmi sekte sesat itu pada 14 November 1978.

Ketika dilakukan penyelidikan lselama 14 hari, Ryan, salah satu pengikut Jim memutuskan untuk pulang bersama dengan 14 pembelot dari sekte itu.

Tidak ingin tindakan menyimpangnya itu diketahui publik, jim memerintahkan Brigade Merah Jonestown langsung menembak rombongan pembelot itu ketika hendak naik pesawat Twin Otter milik Guyana Airways di lapangan terbang pelabuhan Kaituma pada 18 November 1978.

Setidaknya, ada 5 orang korban jiwa yang tewas yakni Leo Ryan, Don Harris (reporter NBC), Bob Brown (kameramen NBC),Greg Robinson fotografer San Fransisco Examiner) dan anggota Kuil Rakyat bernama Patricia Park.

Dari peristiwa itu ada yang selamat, yakni Jackie Speier, staf Ryan sekaligus calon senator, Richard Dwyer (perwakilan Kedubes AS di Georgtown), Bob Flick (produser NBC), Steve Sung (teknisi audio NBC), Tim Reiterman (repoter Examiner), Ron Javers (reporter Chronicle), Charles Krause (reporter Washington Post), dan beberapa anggota Kuil Rakyat yang membelot. Mereka selamat karena kabur dari hutan.

Baca Juga: Kisah Marianne Bachmeier, Ibu di Jerman yang Tembak Pembunuh Anaknya hingga Tewas di Hadapan Hakim

Dilansir dair YouTube Korea Reomit, ketika mengetahui ada yang kabur, Jim Jones semakin bertambah panik karena aksinya takut diketahui Pemerintah Guyana dan AS pada masa itu.

Ia takut kalau militer AS akan merebut Jonestown. Jim akhirnya memutuskan pembunuhan dan bunuh diri massal.

Caranya, ia membagikan minuman ringan flavor aid yang sudah dicampur  dan sianida ke anggota sektenya. Beberapa dari mereka ada juga yang disuntik.

Namun, yang lebih kejam dari tindakannya, Jim menyuruh anak- anak dibunuh terlebih dahulu, dan orang dewasa akan meracuni diri sendiri.

Sementara Jim tewas dengan menembak kepalanya.

Baca Juga: 6 Pembunuh Berantai Paling Kejam di Indonesia, Ada Dukn AS dan Ryan Jombang

Ketika militer Guyana datang ke lokasi, mereka sangat terkejut. Pasalnya, ditemukan ratusan tubuh manusia yang bertumpukan di areal pertanian.

Diperkirakan ada sekitar 909 orang tewas, 276 di antaranya anak- anak. Sementara yang selamat sekitar 85 orang  karena mencoba kabur dari hutan.

Pihak militer juga menemukan adanya rekeman suara ketika pembunuhan itu terjadi. Rekaman itu kemudian dikenal dengan sebutan Death Tape. Dan ada bukti 11 September 2001.

Kami akan mati hanya untuk revolusi. Kami akan mati untuk mengekspos masyarakat rasis dan fasis ini. Adalah baik juga untuk mati dalam bunuh diri revolusioner yang hebat ini,” isi suara dari soerang pria.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: YouTube Korea Reomit