Tragedi Trowek. (Instagram/ @ galerikeretaapijadul)
INDOZONE.ID - Kecelakaan kereta api sudah terjadi bahkan dari puluhan tahun lalu, dan telah menewaskan hingga ratusan jiwa sekalipun. Tragedi kecelakaan kereta api bahkan popular dari masanya hingga masa kini, yang paling populer dan lebih diingat masyarakat yaitu tragedi bintaro.
Namun, selain itu ada kecelakaan tragis dalam dunia perkeretaapian juga yang menjadi sejarah hingga kini yaitu tragedi trowek atau tragedi cirahayu, meskipun tidak sepopuler tragedi bintaro.
Tragedi trowek merupakan sebuah kecelakaan kereta api terburuk di Indonesia, yang terjadi pada 25 Oktober 1995. Tragedi ini menyimpan cerita pilu yang masih membekas dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Insiden ini bermula ketika Kereta Api Galuh yaitu sebuah kereta kelas ekonomi yang mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu, Garut – Jawa Barat dengan membawa sekitar 300 penumpang. Dengan masalah tersebut, kereta yang berada di belakangnya yaitu KA Kahuripan dari arah Stasiun Bandung dengan membawa sekitar 428 penumpang, diarahkan untuk digabungkan dengan KA Galuh agar perjalanan tetap lancar.
Baca Juga: William Huskisson, Korban Kecelakaan Kereta Api Pertama di Dunia
Kedua kereta tersebut digabungkan hingga stasiun Banjar. Karena KA Galuh berhenti di Banjar, sementara KA Kahuripan melanjutkan perjalannya hingga stasiun Kediri.
KA Galuh dengan 6 rangkaian kereta, dan KA Kahuripan 7 rangkaian kereta, hingga menjadi rangkaian kereta panjang. Rangkaian kereta panjang ini melewati jalur yang cukup ekstrim, dengan tanjakan dan turunan terjal petak Warung Bandrek - Bumiwaluya, lalu menuju Stasiun Cipeundeuy.
Dalam perjalanannya, ketika menuruni lereng terjal menuju stasiun cirahayu atau yang dulu dikenal dengan stasiun trowek, masinis menyadari ada sesuatu yang salah. Ternyata rem kereta tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan kereta semakin tidak terkendali. Jalur menurun membuat kecepatan kereta berlebihan, bahkan membuat para penumpang merasa melayang.
Saat melewati jembatan trowek tepatnya pukul 00.03 WIB, rangkaian kereta dengan 13 gerbong anjlok sehingga tidak mampu berbelok dengan baik akibat kecepatan terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan gerbong keluar jalur dan satu gerbong diantaranya terjun ke bawah jembatan setinggi 10 meter.
Baca Juga: Legenda Misteri Kereta Hantu di Stasiun Tersibuk Indonesia, Manggarai 2003
Tragedi ini menyebabkan tiga gerbong rusak parah, satu diantaranya terlempar jauh dari rel. 14 penumpang di dalamnya tewas, dan 71 lainnya mengalami luka-luka. Sejak saat itu, Stasiun Srowek berganti nama menjadi Stasiun Cirahayu.
Dan sejak tragedi tersebut, pemerintah menetapkan aturan bahwa setiap kereta api yang melewati jalur selatan Jawa Barat wajib berhenti di Stasiun Cipeundeuy untuk pemeriksaan rem. Keputusan ini diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali, menjaga keselamatan penumpang, dan menjadi pengingat atas tragedi tragis di Trowek.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X/ @mwv_mystic