Akibatnya, kemarahan rakyat terhadap keluarga kerajaan, terutama Marie, memuncak.
Rakyat Prancis mulai menyebarkan pamflet dan sindiran yang mengecam Marie.
Alih-alih meredakan ketegangan, Marie justru semakin memancing kemarahan dengan membangun sebuah desa pertanian di Istana Versailles pada 1783, sebagai cara untuk "melarikan diri" dari kecaman publik.
Di sana, Marie berpura-pura menjadi petani, yang dianggap oleh banyak orang sebagai ejekan terhadap rakyat miskin.
Desa buatan itu memang indah, tetapi tindakan Marie ini memicu kemarahan lebih lanjut.
Selain itu, beredar pula kabar bahwa Marie pernah berkata, "Jika rakyat tidak punya roti, maka biarkan mereka makan kue."
Namun, pernyataan ini tidak terbukti dalam catatan sejarah dan diduga berasal dari istri Raja Louis XIV atau ditulis oleh filsuf Jean-Jacques Rousseau.
Ketidakstabilan ekonomi dan kebencian masyarakat terhadap keluarga kerajaan akhirnya memicu revolusi.
Marie diadili dan dieksekusi mati pada usia 37 tahun. Dalam upaya melarikan diri ke Austria, Marie dan keluarganya ditangkap, dan ia dianggap sebagai pengkhianat oleh banyak orang.
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Bertemu Cowo yang Tak Dikenal Menurut Primbon Jawa
Sebelum dieksekusi, Marie Antoinette konon sempat memohon pengampunan dari algojonya, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Chateauversailles.fr