Ilustrasi pasien narkoba yang bertingkah seperti zombie. (Freepik/reewungjunerr).
Kasus Narkoba Zombie yang biasa dikenal dengan Xylazine saat ini tengah mengguncang Amerika Serikat, terutama di kota Los Angeles dan New York.
Seperti yang dikutip dari situs Time, efek samping dari narkoba jenis ini cukup memprihatinkan. Para pecandu narkoba jenis ini sampai menggerogoti daging mereka sendiri.
Narkoba zombie sebenarnya adalah obat penenang hewan seperti sapi dan kuda. Namun, obat tersebut membanjiri pasar obat terlarang di AS. Zat yang terkandung dalam obat tersebut disalahgunakan, serta dijadikan tambahan untuk obat-obat terlarang seperti fentanyl, heroin, dan kokain.
Baca Juga: Virus Zombie Berusia 48.500 Tahun Ditemukan Ilmuwan, Ancaman Baru Bagi Umat Manusia!
Carla Sofronski, direktur eksekutif Pennsylvania Harm Reduction Network, yang mengadvokasi perawatan welas asih bagi pengguna narkoba, mengatakan bahwa banyak penggunanya tidak berniat untuk kecanduan xylazine. Mereka tidak tahu apa yang mereka beli.
“Ada orang yang masih mengira mereka menggunakan heroin, dan mereka sudah bertahun-tahun tidak menggunakan heroin [murni],” katanya.
Bill Bodner selaku agen khusus Drug Enforcement Administration mengatakan berbahayanya narkoba Xylazine.
"Narkotika ini benar-benar akan mencelakai orang-orang," terang Bill dilansir dari nypost.com.
“Obat ini bisa menghambat beberapa pernapasan dan hal buruk lainnya yang menyertai xylazine, yang merupakan vasokonstriktor. Jadi ketika disuntikkan ke dalam tubuh, justru mengurangi aliran darah,” imbuhnya.
Mengutip keterangan Jaes Sherman selaku direktur Savage Siter Recovery Center di Kensington, dekat Philadelphia, bahwa banyak pasien pecandu narkoba jenis ini yang keluar masuk setiap harinya di pusat pemulihan itu.
Banyak pasiennya pecandu Xylazine atau narkotika zombie dalam keadaan pingsan, bahkan dalam beberapa kasus ada yang mengalami luka cukup parah di tangan, lengan, kaki, sampai kepala.
Mulai pertengahan April, analis lab kejahatan di Los Angeles mulai mencatat tanda-tanda awal xylazine yang mereka temukan saat menguji sampel obat-obatan yang disita. Di masa lalu, bahkan ketika pekerja laboratorium melihat hasil tes yang tampaknya menunjukkan adanya xylazine, mereka biasanya tidak mencatatnya. Sebaliknya, mereka memperlakukannya seperti zat legal lainnya yang biasa digunakan sebagai zat tambahan dalam obat-obatan terlarang.
“Ada banyak aditif berbeda, seperti vitamin C, yang banyak muncul – yang tidak kami tuliskan,” kata Kapten Ernest Bille, yang mengawasi Biro Layanan Ilmiah departemen megutip LA Post.
“Misinya, mengingat banyaknya beban kasus yang kami miliki, adalah untuk mencari tahu: Apakah ini zat yang dapat dikendalikan atau tidak?”
Baca Juga: Suasana Mengerikan Philadelphia, Kota yang Dihuni 'Zombie' di Dunia Nyata
Dalam uji coba selama sebulan, para pejabat berharap untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang seberapa sering mereka biasanya melihat dugaan positif xylazine. Jika jumlahnya relatif rendah, mereka akan terus melacak selama sebulan lagi, kata Bille. Jika tinggi, mereka akan mulai mencari tahu standar untuk melakukan tes konfirmasi tambahan di masa mendatang, seperti yang biasa mereka lakukan untuk obat-obatan terlarang.
“Ini akan menjadi sangat unik bagi kami, karena saya meminta mereka melacak zat yang tidak dapat dikendalikan,” kata Bille.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: