Penduduk setempat di Sana'a, Yaman baru-baru ini menemukan mumi berusia 2.000 tahun di antara tumpukan sampah.
Mumi tersebut ditemukan dalam keadaan meringkuk seperti janin dan dibungkus dengan kulit binatang.
Dilansir Business Insider, mumi tersebut kemungkinan besar meninggal pada abad ketiga atau keempat Sebelum Masehi. Zaman Kerajaan Saba, sebuah kerajaan perdagangan yang kaya dengan koneksi melintasi Timur Tengah.
Baca juga: 5 Fakta Laut Mati, Konon Orang Gak Bisa Tenggelam hingga Jadi Bahan Pengawet Mumi
Namun, bagian dalam mumi hilang tidak sesuai dengan praktik penguburan kaum Saba. Pengeluaran isi perut kemungkinan besar merupakan pekerjaan perampok kuburan.
Dilansir Arab News, para peneliti percaya perampok makam atau penyelundup barang antik salah menangani sisa-sisa, mengakibatkan hilangnya bagian dalam mumi.
Tidak hanya itu saja, mumi tersebut juga menunjukkan tanda-tanda penganiayaan. Ada tanda-tanda pembusukan yang cepat akibat paparan sinar matahari, air, dan bahan lain yang bersentuhan dengannya saat berada di tempat sampah.
Para pejabat telah menyita mumi tersebut dan mengirimkannya ke museum untuk diawetkan dan dipelajari.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Misteri Kutukan Mumi Firaun, Penyebab Orang Meninggal Usai Gali Makam Kuno
“Mumi telah dibawa ke Museum Nasional di Sana'a untuk diawetkan dan para ahli dari dewan akan merawatnya untuk pembusukan bakteri yang mulai muncul dan penelitian sedang dilakukan,” kata Organisasi Umum Purbakala dan Museum yang berbasis di Sana'a.
Yaman yang dikenal sebagai negara yang selalu melestarikan artefak sejarahnya akibat perang saudara selama bertahun-tahun, marah melihat kondisi mumi tersebut.
Terlepas dari seruan untuk pelestarian artefak sejarah Yaman, penyelundupan barang antik tetap menjadi bisnis yang menguntungkan.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: