Kasus Jennifer Levin. (Youtube).
Kasus pembunuhan Jennifer Levin pada 1986 tampaknya sangat merusak reputasi nama gadis berusia 18 tahun tersebut. Pasalnya ia dituduh berlaku agresif kepada Robert Chambers, pemuda kaya berusia 19 tahun lalu yang menyebut dirinya dilecehkan secara masokis oleh Jennifer saat beradegan intim hingga terpaksa membela diri dan membunuhnya.
Tentunya hal itu sedikit aneh bila didengarkan. Apalagi ia mengaku testisnya diremas Jennifer, dadanya dicakar, dan tangannya diikat pakai celana dalam saat melakukan hubungan. Namun hasil penyelidikan, membuktikan banyak kejanggalan.
Untuk lebih jelasnya, ia fakta tentang kejadian tersebut seperti yang disusun Indozone.
Jennifer Levin adalah gadis pindahan dari Boston yang barus saja lulus sekolah dan pindah ke Soho, New York. Sementara Robert Chambers adalam pemuda anak seorang pengusaha kaset rekaman yang tinggal mewah di kawasan Manhattan New York, seperti yang dikutip dari Womens health.
Pada 26 Agustus 1986, keduanya bertemu di sebuah bar bernama Dorrian, yang tak jauh dari Central Park. Mereka datang bersama para teman-temannya yang akhirnya terjadi kencan ganda.
Setelah ngobrol panjang, pada pukul 3:45 pagi, keduanya jalan berbarengan ke arah taman kota New York tersebut
Baca Juga: Cerita Lengkap Kasus Pembunuhan Gadis SMA di Jepang yang Terpecahkan Setelah 14 Tahun
Saat pagi hari, seorang pesepeda menemukan mayatnya dan melapor polisi. Polisi memeriksa mayatnya dalam keadaan setengah telanjang dengan banyak luka dan memar. Tanpa polisi sadar, Robert Chambers saat itu masih berada di lokasi dan bersembunyi terhalang semak-semak, sampai akhirnya ia pulang.
Saat itu, polisi menemuinya di rumah untuk meminta bantuan untuk mengenali mayat. Saat itulah polisi menyadari ada bekas luka baru di wajahnya yang diakuinya bekas cakaran kucingnya.
Polisi pun memeriksa bahwa daa luka lain di dada dan cedera pada tangannya. Saat ditangkap, Robert Chambers mengaku bila ia telah dilukai oleh Jennifer Levin saat berhubungan seks.
Dalam pembelaannya, Robert Chambers mengaku ia membela diri ketika Jennifer menyakitinya saat melakukan hubungan intim yang panas dan liar. Ia mengaku buah zakarnya diremas dengan kukunya, dan tangannya diikat.
Merasa disakiti seperti itu, ia pun memukul leher Jennifer sehingga ia terpental ke belakang. Ia mengaku tak mengira Jennifer akan meninggal, bahkan mengaku memanggil nama untuk mengajaknya pulang dan memeriksa denyut dadanya.
Hal inilah yang membuat reputasi Jennifer Levin rusak karena media menuliskan judul yang seolah-olah Jennifer sangat maniak dalam berhubungan.
Setelah dalam pemeriksaan dan persidangan, sebuah fakta ditemukan bila ada bekas dicekik di leher Jennifer.
Robert Chambers pun diadili di tahun 1988. Beberapa bukti dan kesaksian memberatkan Chambers. Termasuk dari mantan pacar Chambers yang mengaku pernah disakiti.
Bukti dan fakta yang ditemukan membuat Robert Chambers akhirnya mengaku bahwa ia membunuh. Robert Chambers pun akhirnya dipenjara.
Baca Juga: Kisah Lidya Pratiwi: Mantan Pesinetron yang Terlibat Pembunuhan, Sudah Bebas 3 Tahun Lalu
Pada 2019 lalu, sebuah dokumenter pun dibuat untuk mengembalikan reputasi korban dari kasus yang disebut The Preppy Murder (Pembunuh Pemuda Necis). Berdasarkan USA Today, keluarga dan teman Levin bekerja sama dengan pembuatan dokumen, dengan salah satu temannya Jessica Doyle menganggap itu kesempatannya untuk mengoreksi narasi publik tentang Levin dan kematiannya yang terlalu cepat.
Dokumenter tersebut jelas tidak dapat mengembalikan Levin, tetapi setidaknya dapat mengembalikan sebagian martabatnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: