Kasus pembunuhan Mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori. (Instagram/@peduliakseynaui).
Kasus pembunuhan Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia, masih menjadi misteri sampai saat ini. Padahal begitu banyak fakta mengejutkan dari kasus tersebut yang jarang diketahui publik.
Pihak keluarga pun membuat unggahan di Instagram @peduliakseynaui yang meminta masyarakat turut memberikan keterangan.
Tak hanya itu, pihak keluarga membuat sebuah unggahan tentang perjalanan panjang kasus Akseyna atau yang akrab dipanggil Ace sejak 2015 hingga saat ini. Dari unggahan tersebut, banyak fakta mengejutkan yang jarang diketahui publik.
Berikut ada tujuh fakta mengejutkan yang dirangkum Indozone.
Minggu 29 Maret 2015.
Setelah beberapa hari dihubungi dan tak ada kabar, Om dan Tante Akseyna mengunjungi kosnya atas permintaan orang tua. Namun Ace tak ada dan penjaga kos tak memberikan kunci kamar kos Ace ke Tantenya. Padahal, setelah kejadian banyak teman Ace bisa masuk ke kamar Ace dan memeriksa barangnya saat Ace tak ada di kamarnya.
Saat itu, Om dan Tante Ace menanyakan tentang keberadaan Ace, penjaga kos menjelaskan bia ia masih bertemu Ace di kos pada hari Jumat, 27 Maret 2015.
Padahal mayat Ace sendiri ditemukan di Danau UI sehari sebelumnya meski saat itu belum ada identifikasi resmi sosok mayat tersebut. Namun ketika resmi diumumkan bahwa korban adalah Ace, hal itu membuat pernyataan penjaga kos sedikit janggal.
30 Maret 2015.
Ayah Ace menuju Jakarta untuk mencari keberadaan sang anak. Saat mengunjungi Jurusan Biologi Fakultas MIPA, ada salah satu dari teman Ace memberikan sebuah surat yang disebut ditemukan saat menginap di kosan Ace.
Ayah Ace kemudian menyerahkan surat itu kepada polisi. Hal ini membantah berita di media massa bila surat itu ditemukan tertancap di dinding kamar dan dipaku.
Menjelang magrib, jasad Ace berhasil diidentifikasi setelah sang ayah terbang dari Jogja dan mengunjungi polisi.
Jumat, 22 Mei 2015
Informasi ini mungkin sudah banyak yang tahu terkait keterlibatan pihak lain yang menanggapi surat wasiat Ace. Seorang grafolog memaparkannya di Twitter yang menyebutkan ada orang lain yang menambahkan kata-kata lain di kertas tulisannya Ace. Bahkan tanda tangannya bukan tanda tangan Ace.
Rabu, 30 September 2015.
Seorang dosen UI membuat berang keluarga setelah ia menuliskan rangkaian cuitan tentang Ace dan kasus tersebut. Selain menjelekkan media, ia juga menjelekkan sang grafolog yang disebut cari panggung.
Atas cuitan tersebut, pihak keluarga mengirim surat ke pihak UI untuk memberikannya teguran. Namun pihak UI menolaknya.
14 Oktober 2016
Kapolresta Depok saat itu sempat mengatakan ke media telah mengantongin nama pelaku. Namun saat itu alat bukti belum cukup.
Sayangnya, satu setengah bulan kemudian, sang kapolres dimutasi. Tak ada kejelasan tentang sosok pelaku yang dimaksud ataupun mengapa ia dimutasi.
Selasa, 23 Agustus 2016
Polda Metro Jaya sempat menyebutkan bila ada kesalahan prosedur saat olah TKP pertama di tahun 2015. Salah satunya terkait pakaian korban.
Jenazah saat diserahkan ke RS Polri tanpa baju, padahal saat ditemukan masih pakai baju.
Senin, 3 Februari 2020
Polisi melanjutkan penyelidikan kembali ke danau Kenangan di UI. Bahkan mereka memeriksa seorang saksi tambahan.
Sayangnya hasil penyelidikannya tidak diinformasikan ke keluarga dan tak ada kejelasan sampai saat ini.
Keluarga pun membuat petisi meminta polisi melanjutkan penyelidikan kasus ini di tahun 2021 dan kini meminta bantuan masyarakat atas informasi terkait kasus tersebut di tahun 2022.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: