Kategori Berita
Media Network
Kamis, 10 MARET 2022 • 17:35 WIB

Kuburan Massal Korban 'Kebiadaban' Putin Dimakamkan, 1.200 Orang Tewas di Kota Mariupol

Kuburan massal kebiadaban serangan udara Rusia di Kota Mariupol. (Foto/Dailymail)

Mayat-mayat bergelimpangan di Mariupol usai rudal Rusia menghandam kota pelabuhan di bagian selatan Ukraina.

Namun bagaimana orang-orang harus menguburkan korban kebiadapan invasi Rusia?

Melalui gambar yang mengerikan tampak mayat-mayat harus dikuburkan dalam kuburan massal yang kabarnya jumlah korban sipil mencapai 1.200 orang seperti yang dilansir Daily Mail.

Foto-foto itu memperlihatkan mayat dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibuang di kuburan massal setelah pasukan Putin menembaki sebuah rumah sakit anak-anak di Ukraina.

Gambar grafis menunjukkan pekerja kamar mayat menggali parit sepanjang 25 meter di salah satu kuburan tua di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

Pekerja pemakaman sedang duduk di atas kantong mayat di Kota Mariupol. (Foto/Dailymail/AP)

 

Pada kuburan itu tampak dibuat tanda salib saat mereka menguburkan mayat yang dibungkus karpet atau tas di tepinya.

Pejabat Ukraina mengatakan sedikitnya 17 orang terluka dalam serangan udara Rusia di rumah sakit bersalin dan anak-anak, sementara lebih dari 1.200 warga sipil di Mariupol diperkirakan telah tewas saat Moskow 'meneror' penduduk dengan serangan yang semakin brutal.

Baca juga: Istri Hamil 9 Bulan, Benni Sitanggang WNI di Ukraina Bingung Evakuasi Saat Invasi Rusia

Saat bom dijatuhkan tanah berguncang lebih dari satu mil jauhnya ketika kompleks Mariupol dilanda serangkaian ledakan yang menghancurkan jendela dan menghancurkan sebagian besar bagian depan sebuah bangunan.

Polisi dan tentara bergegas ke tempat kejadian untuk mengevakuasi korban, membawa seorang wanita hamil dan berdarah di atas tandu.

Sementara yang lain meratap sambil memeluk anaknya. Di halaman, mobil hancur terbakar, dan kawah akibat ledakan setidaknya menghancurkan dua lantai gedung yang dijadikan rumah sakit anak.

Volodymir Nikulin, seorang pejabat tinggi polisi setempat, menuduh rezim Putin melakukan kejahatan perang 'besar' 'tanpa pembenaran apa pun'.

Kawah besar dampak serangan udara Rusia. (Foto/Dailymail/AP)

 

Sedangkan Pemerintahan Joe Biden mengutuk serangan 'biadab' itu. PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan harusnya tidak ada rumah sakit yang 'jadi target' serangan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menulis di Twitter bahwa ada 'orang-orang, anak-anak di bawah reruntuhan' dan menyebut serangan itu sebagai 'kekejaman'.

Video yang dibagikan oleh pemimpin Ukraina terlihat mural menunjukkan lorong-lorong yang dicat dengan ceria, usai terjadi serangan dipenuhi dengan logam bengkok.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk serangan 'bejat' Rusia itu hanya diperuntukkan kepada orang-orang 'rentan dan tak berdaya'. Ia menambahkan bahwa Putin akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya yang mengerikan.

Pihak berwenang mengumumkan gencatan senjata baru pada Rabu pagi untuk memungkinkan ribuan warga sipil melarikan diri dari kota-kota yang dibombardir di sekitar Kyiv serta kota-kota Mariupol, Enerhodar dan Volnovakha di selatan, Izyum di timur dan Sumy di timur laut.

Tidak jelas apakah ada orang yang dapat meninggalkan kota-kota lain, tetapi orang-orang mengungsi keluar dari pinggiran kota Kyiv, banyak yang menuju pusat kota, ketika ledakan terdengar di ibu kota dan sirene serangan udara terdengar berulang kali.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Kuburan Massal Korban 'Kebiadaban' Putin Dimakamkan, 1.200 Orang Tewas di Kota Mariupol

Link berhasil disalin!