Sosok pembunuh berantai Mohammed Bijeh dari Iran yang akhirnya dihukum gantung. (Murderpedia).
Seorang komedian Amerika India bernama Kabir Singh, pernah berkata bahwa pembunuh berantai hanya banyak terjadi di Amerika dan Eropa dan dilakukan orang kulit putih saja. Padahal, kasus pembunuhan berantai juga bisa terjadi di luar wilayah tersebut, bahkan terjadi di kawasan Timur Tengah. Contohnya kasus Mohammed Bijeh di Iran yang akan dibahas kali ini.
Mohammed Bijeh adalah seorang pembunuh berantai Iran yang telah melakukan 41 pembunuhan dari 2002 sampai 2004 silam. Korbannya kebanyakan anak laki-laki yang diperkosa lalu dibunuh.
Dikutip dari Bibi Farsi, atas kejahatannya tersebut, pembunuh yang dijuluki 'vampir gurun Teheran' tersebut dihukum 100 cambukan dan digantung di atas crane dan disaskikan semua orang. Kasus kriminal tersebut dianggap kasus terbesar di Iran selama 71 tahun terakhir, dan sangat mempengaruhi opini publik di negara itu.
Mohammed Basjee, yang dikenal sebagai Bijeh, lahir dalam keluarga besar dengan saudara yang banyak. Dia memiliki enam saudara laki-laki dan enam saudara tiri.
Ketika dia berusia empat tahun, ibunya meninggal karena kanker. Ayahnya adalah seorang pedagang yang menikah segera setelah kematian ibu Bijeh.
Bijeh tidak pernah mengingat ibunya dan mengatakan bahwa ayahnya adalah orang barbar yang memukulinya dan merantai kakinya semasa kecil.
Ayahnya memaksanya untuk meninggalkan sekolah dan bekerja. Dia berusia 11 tahun ketika dia pindah ke Khatunabad bersama keluarganya. Tahun-tahun itu menjadi tahun neraka untuknya karena Bijeh diperkosa berulang kali.
Baca Juga: 4 Fakta Tentang 'Zaman Es Kecil' yang Pernah Melanda Bumi, Ribuan Orang Kelaparan & Tewas
Dia mengakui bahwa dia telah diperkosa dan ingin membalas dendam kepada masyarakat. Bijeh telah menderita karena kematian ibunyayang terlalu dini dan kurangnya kasih sayang di masa kecil, bahkan sangat menderita bila dibandingkan orang lain.
Dalam laporan situ Hamvatan Salam, Bijeh mengomentari motif utama pembunuhan berantai itu.
“Saya menderita kekejaman sejak kecil, dan ketika saya membandingkan hidup saya dengan orang lain, saya (berpikir) harus melakukan tindakan seperti itu," katanya.
Pria berjuluk 'Vampir Gurun Teheran' itu melampiaskan amarahnya kepada 41 korban anak laki-laki dalam kurun wkatu dua tahun. Korban termudanya adalah Nasser Khorshidi dan Massuod Khoshmaram yang berusia 7 tahun sementara korbannya tertua sudah terhitung remaja berusia 17 tahun.
Mengutip data di Wikipedia, pembunuhan awal Bijeh dilakukan dalam kurun satu bulan sekali mulai dari Maret sampai Oktober di tahun 2022. Namun di tahun berikutnya, Bijeh sempat membunuh 2-3 kali dalam satu bulan seperti yang terjadi pada April 2003.
Bahkan dalam tanggal dan hari yang sama, Bijeh sempat membunuh enam korban sekaligus pada 20 September 2004 sebelum akhirnya ia ditangkap.
Empat hari setelah pembunuhan terakhirnya, Bijeh akhirnya ditangkap pada 24 September 2004 dan diadili dengan pasal 74 KUHP Teheran, di bawah ketua Hakim Mansour Yavarzadeh Yeganeh dan empat pengacaranya yang lain, dan oleh mayoritas hakimnya.
Pada 27 November 2004, dia divonis untuk dieksekusi. Bijeh mengatakan jika dia tidak ditangkap, dia akan membunuh 100 anak lagi. Bahkan ia sempat berkata "Saya tidak pantas dihukum mati."
Menurut laporan media setempat Bibi Parsi, Bijeh akhirnya dieksekusi pada 16 Maret 2005 silam, di Pakdasht, Iran di depan sekitar 5.000 orang. Awalnya, kemeja Bijeh dilepas, dan dia diborgol ke tiang besi, di mana dia menerima cambuk.
Saat dicambuk, Bijeh berulang kali jatuh ke tanah tetapi tidak berteriak. Seorang kerabat salah satu korban berhasil melewati petugas keamanan dan menusuk Bijeh.
Setelah itu, ibu dari salah satu korban mengalungkan tali nilon biru di lehernya, dan dia diangkat sekitar 10 meter di udara oleh crane sampai dia meninggal dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: