Kategori Berita
Media Network
Selasa, 11 JANUARI 2022 • 17:18 WIB

Mengenang Pertempuran Tarakan 80 Tahun Lalu: Jepang dan Belanda Duel Demi 'Sumur'

Kondisi pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Tepat hari ini 80 tahun, Perang Dunia II Teater Pasifik terjadi di kawasan Indonesia. Salah satunya 'Pertempuran Tarakan' yang terjadi pada tanggal 11-12 Januari 1942 silam di kawasan Kalimantan, sehari setelah Kekaisaran Jepang mendeklarasikan perang terhadap Kerajaan Belanda. 

Loh, mengapa kedua negara ini berperang di wilayah Indonesia? 

Meskipun Tarakan hanya sebuah pulau berawa kecil di sebelah timur laut di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), fasilitas 700 sumur minyak, kilang, dan pangkalan udaranya menjadikan pulau ini salah satu tujuan penting bagi Jepang dalam Perang Pasifik.

1. Tujuan kaisar Jepang.

Tentara Jepang dalam pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Mengutip Wikipedia, kawasan Pamoesian di sisi barat pulau menjadi lokasi pengeboran utama sebelum perang, di mana sekitar 700 sumur minyak didirikan oleh Bataafse Petroleum Maatschappij (BPM; "Perusahaan Minyak Batavia").

Seiring bertumbuhnya produksi minyak, Belanda mulai merenungkan akan kemungkinan agresi militer Jepang, dan kebutuhan untuk melindungi fasilitas pulau, jika hal itu terjadi.

Sebelum Perang Dunia Kedua, Tarakan memproduksi sekitar 6 juta barel minyak per tahun,atau sekitar 16% dari total konsumsi minyak tahunan di Jepang. Konteks ini menjadikan pulau tersebut salah satu tujuan utama militer Jepang dalam rencana mereka untuk menduduki Hindia Belanda pada tahun-tahun menjelang perang.

2. Rencana Belanda bertahan.

Kondisi pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Rencana awal Belanda sebelum tahun 1941 meminta ladang minyak dan instalasi dipertahankan dengan segala cara. Jika dianggap tidak memungkinkan, pasukan Belanda harus menghancurkan semua fasilitas produksi minyak di Tarakan sebelum mundur ke pulau Kalimantan.

Satu rintangan utama dalam pertahanan Tarakan adalah pangkalan udaranya yang tidak sesuai untuk mengakomodasi pesawat pemburu dan pembom. Namun, rencana Belanda tetap mengharuskan agar pangkalan udara ini dipertahankan. Jika mempertimbangkan ukuran lapangan terbang dan kekuatan militer Jepang.

Penyebaran Garnisun Tarakan disesuaikan untuk mencegah musuh dari menduduki kompleks pelabuhan di bagian barat pulau. 

Terlepas dari semua persiapan ini, setelah serangan Pearl Harbor, suasana yang yakin akan kekalahan telah menyelimuti para serdadu Hindia Belanda bahkan sebelum ada tanda-tanda invasi Jepang.

3. Rencana Jepang Invasi.

Kondisi pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Untuk merebut Tarakan, pasukan Jepang berencana untuk mendarat dari dua sisi timur pulau. Satu bagian dari pasukan mereka, Unit Sayap Kanan dibawah komando Kol. Yamamoto, akan mendarat di pantai dekat Sungai Amal dan menghancurkan pasukan Belanda di sana. 

Tanpa menunggu pendaratan selesai, unit ini kemudian akan bergerak ke barat melalui hutan dan meluncurkan serangan kejutan untuk merebut ladang minyak Pamoesian. Setelah mengamankan Pamoesian, pasukan Yamamoto akan maju untuk mengamankan instalasi di pelabuhan Lingkas sebelum Belanda dapat menghancurkannya.

Bagian kedua, Unit Sayap Kiri, akan mendarat lebih ke selatan di Tandjoeng Batoe (Tanjung Batu) dan maju ke barat untuk merebut baterai Peningki-Karoengan, sebelum bergerak ke Lingkas di utara, melewati Pasukan Pendaratan Khusus Kure Ke-2 yang akan berada di Lanud Tarakan, untuk menyerang dan merebut ladang minyak Gunung Cangkol dan Djoeata serta baterai Djoeata. 

Setelah tempat-tempat utama di Pulau Tarakan ini telah direbut, Angkatan Darat akan menyerahkan tugas penjagaan kepada Angkatan Laut, dan pasukan akan berkumpul di Tarakan dan sekitarnya; mereka akan bersiap untuk merebut Balikpapan.

Baca Juga: Mengenang Peristiwa Ledakan Bom Kafe di Palopo, 4 Tewas 3 Luka-luka, Begini Kronologinya

4. Petempuran.

Kondisi pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Tanggal 10 Januari 1942, setelah sebuah Dornier Do 24 milik Marine Luchtvaartdienst (MLD; Layanan Penerbangan Angkatan Laut Belanda) menemukan armada invasi Jepang yang mengarah ke Tarakan, Letkol Simon de Waal memerintahkan agar semua instalasi minyak di pulau itu dihancurkan.

Para peleton zeni mendinamitkan pipa-pipa pengeboran yang menyebabkan ledakan bawah tanah yang mencegah minyak di bawah semua sumur untuk diekstraksi dalam waktu dekat. Pada pukul 10:00 malam, sebanyak 100.000 ton minyak telah dilalap api.

Pukul 03:00 pagi tanggal 11 Januari, Sersan Mayor C.P.E. Spangenberg, yang mengkomandoi titik dukungan Sungai Amal dengan 53 tentara melaporkan melihat kapal-kapal pendaratan di dekat pantai. Pada saat itu, Unit Sayap Kanan dari pasukan invasi Jepang mulai mendarat di bagian timur Tarakan di bawah siluet ladang minyak yang terbakar.

Pertempuran ini semakin sengit lantaran terjadinya penenggelaman penyapu Ranjau W-13 & W-14, penenggelaman pemasang ranjau Hr.Ms. Prins van Oranje, serta pertempuran udara di Tarakan.

5. Pasca pertempuran, Belanda kehilangan banyak korban.

Kondisi pertempuran Tarakan antara Jepang dan Belanda di wilayah Kalimantan pada 11 Januari 1942 silam. (Wikipedia).

Pada 13 Januari, Detasemen Sakaguchi telah mengumpulkan semua tahanan dan material perang yang direbut, serta menyerahkan urusan administrasi kepada Angkatan Laut pada hari berikutnya. Fasilitas minyak di Tarakan pada saat itu telah hancur secara substansial.

Sekitar 300 tentara Belanda terbunuh dalam pertempuran ini. Jepang menawan 871 tentara Belanda dan menginternir 40 lainnya yang terluka. Selain dari itu, mereka merampas 9 senjata anti-pesawat, 69 senapan mesin berat, 556 senapan, 15 mobil lapis baja, 67 motor serta amunisi.

Beberapa prajurit Belanda, seperti Everaars, berhasil melarikan diri dan menyeberang ke Kalimantan, sebelum akhirnya ditangkap. Prajurit yang lain bersembunyi dalam hutan di Tarakan, sebelum akhirnya jatuh ke nasib yang sama. Spangenberg ditangkap pada 20 Maret 1942.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Mengenang Pertempuran Tarakan 80 Tahun Lalu: Jepang dan Belanda Duel Demi 'Sumur'

Link berhasil disalin!