Kategori Berita
Media Network
Senin, 06 DESEMBER 2021 • 15:50 WIB

Sejarah Lahirnya Hari Ibu Tanggal 22 Desember di Indonesia

Ilustrasi Kongres Perempuan Indonesia cikal bakal peringatan Hari Ibu (Perpusnas)

Di Indonesia, bulan Desember bukan hanya identik dengan perayaan Natal, melainkan juga lekat dengan peringatan Hari Ibu.

Hari Ibu adalah hari peringatan terhadap peran seorang ibu, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sosial.

Biasanya, Hari Ibu dirayakan dengan menghabiskan waktu bersama ibu, melakukan hal-hal yang disukai ibu, dan memberikan kado untuk hari ibu.

Lantas, kapan Hari Ibu diperingati di Indonesia? Hari Ibu Nasional jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Penetapan Hari Ibu tanggal 22 Desember ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia.

Nah, berikut ini Indozone rangkum sejarah penetapan lahirnya Hari Ibu tanggal 22 Desember. Simak, ya!

Sejarah Hari Ibu

Suasana Kongres Perempuan Indonesia I (Perpusnas)

Sejarah Hari Ibu berawal dari diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia pertama (I) dari tanggal 22 Desember hingga 25 Desember 1928.

Kongres tersebut dihadiri oleh para pemimpin 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Pulau Jawa dan Sumatera, dengan peserta sekitar 1.000 orang.

Organisasi perempuan di Indonesia sendiri, sudah berdiri sejak tahun 1912, karena terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita seperti Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Nyai Ahmad Dahlan, dan sebagainya.

Kongres Perempuan Indonesia I digelar di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta (sekarang Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional).

Sekitar 1.000 peserta kongres yang hadir, membahas tentang hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

Selain itu, mereka juga sepakat untuk membentuk Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) yang menjadi cikal bakal Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Pertemuan berlanjut ke Kongres Perempuan Indonesia II pada tahun 1935 di Jakarta, dan berhasil menetapkan fungsi perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.

Dalam arti, perempuan mampu menumbuhkan generasi baru yang sadar akab kebangsaan dan menjalin hubungan baik antargenerasi.

Sementara itu Kongres Perempuan Indonesia III diadakan Bandung pada tahun 1938, dan tanggal 22 Desember ditetapkan menjadi Hari Ibu.

Hari Ibu tanggal 22 Desember kemudian diresmikan oleh Presiden Soekarno sebagai Hari Ibu Nasional melalui Dekret Presiden RI No. 316 Tahun 1953.

Sejak saat itulah, tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia.

Tokoh Kongres Perempuan Indonesia

Tokoh Kongres Perempuan Indonesia (wikimediacommons)

Adapun tokoh-tokoh besar yang terlibat dalam kesuksesan Kongres Perempuan Indonesia pertama, adalah sebagai berikut:

  • R.A. Sukonto
  • Siti Munjiah
  • Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
  • Sunaryati Sukemi
  • Raden Ayu Catharina Sukirin Harjodiningrat
  • Nyonya Sujatin Kartowijono
  • Nyi Hadjar Dewantara
  • Nyi Driyowongso
  • Nyonya Alfiah Muridan Noto
  • Nyonya Badiah Moerjati Goelarso
  • Nyonya Siti Hajinah Mawardi
  • Nyonya R.A. Surya Mursandi
  • Nyonya lsmudiyati Abdul Rachman Saleh
  • Raden Ayu Bintang Abdulkadir

Keputusan Kongres Perempuan Indonesia

Para peserta dan pengurus Kongres Perempuan Indonesia III (Perpusnas)

Kongres Perempuan Indonesia menghasilkan keputusan-keputusan yang menjadi cikal bakal lahirnya Hari Ibu, yaitu sebagai berikut:

  1. Mendirikan badan federasi bersama dengan nama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
  2. Menerbitkan surat kabar, yang redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI, dengan anggota redaksi Nyi Hajar Dewantoro, Nn. Hajinah, Ny. Ali Sastroamojoyo, Nh. Ismudiyati, Nn. Budiah, dan Nyi Sunaryati Sukemi.
  3. Mendirikan studifonds (dana studi) yang akan menolong gadis-gadis yang tidak mampu.
  4. Memperkuat pendidikan kepanduan putri.
  5. Mencegah perkawinan anak-anak.
  6. Mengirimkan mosi kepada Raad Agama agar tiap talak dikuatkan secara tertulis sesuai dengan peraturan agama.
  7. Mengirimkan mosi kepada pemerintah agar:
  8. Secepatnya diadakan fonds bagi janda dan anak-anak.
  9. Tunjangan bersifat pensiun jangan dicabut.
  10. Sekolah-sekolah putri diperbanyak.

 

Selain keputusan Kongres Perempuan Indonesia, dirumuskan pula mosi untuk pemerintah Belanda demi membela hak-hak kaum perempuan, antara lain:

  1. Penambahan sekolah-sekolah untuk anak-anak perempuan.
  2. Supaya pada pernikahan pemberian keterangan tentang taklik (janji dan syarat-syarat perceraian) diwajibkan.
  3. Diadakan peraturan sokongan untuk janda-janda dan anak-anak piatu pegawai negeri.

Itulah sejarah lahirnya Hari Ibu dan awal mula ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia. Semoga bermanfaat!

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Sejarah Lahirnya Hari Ibu Tanggal 22 Desember di Indonesia

Link berhasil disalin!