Vaksin COVID-19 buatan Moderna's. (photo/REUTERS/KAI PFAFFENBACH)
Vaksin COVID-19 Moderna Inc menunjukkan harapan terhadap varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India dalam studi laboratorium, dengan sedikit penurunan respons daripada dengan strain asli. Penelitian dilakukan pada serumk darah dari 8 peserta yang diperoleh satu minggu usai mereka menerima dosis kedua vaksin, mRNA-1273.
Vaksin itu memicu respons antibodi terhadap semua varian yang diuji, menurut Moderna. Tetapi, yang tetap kalah dalam semua kasus dengan aktivitas penetralan vaksin terhadap jenis COVID-19 asli yang pertama kali ditemukan di China. Vaksin ini jauh lebih efektif dalam memproduksi antibodi terhadap varian Delta daripada melawan varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Pada 3 versi varian Beta, antibodi penetralisir yang dihasilkan vaksin akan berkurang 6 hingga 8 kali lipat dibandingkan dengan yang diproduksi melawan strain asli. Sementara itu, pengurangan 3,2 hingga 2,1 kali lipat terlihat untuk garis keturunan varian yang pertama kali diidentifikasi di India termasuk dengan Delta dan Kappa.
"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Moderna Covid-19 harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," ungkap Kepala Eksekutif Stéphane Bancel.
Sebelumnya pada hari itu, India telah memberikan izin kepada produsen obat Cipla Ltd (CIPL.NS) untuk impor vaksin Moderna ke negara itu untuk pemakaian terbatas. Dimana, saham pembuat obat mengalami kenaikan hingga 5,5% pada perdagangan tengah hari. Di sisi lain, Moderna sendiri telah mengirimkan data sebagai pra-cetak ke situs web bioRxiv sebelum melakukan peer review.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: