Rabu, 10 APRIL 2024 • 10:26 WIB

Filosofi dan Sejarah Tradisi Memberi Uang Baru Saat Idul Fitri di Indonesia

Author

Ilustrasi THR di Hari raya Idul Fitri. (Freepik)

INDOZONE.ID - Memberi uang baru saat lebaran Idul Fitri telah menjadi tradisi yang mengakar kuat di masyarakat Indonesia. Orang dewasa biasanya memberikan uang baru kepada keluarga dan anak-anak di desanya sebagai bagian dari perayaan lebaran. Namun, sejak kapan tradisi ini berlangsung?

Pemberian uang baru juga terjadi di dunia kerja, di mana pengusaha memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pekerjanya. Selain itu, ada kebiasaan untuk menukar uang lama dengan uang baru sebelum dibagikan.

Asal Usul Tradisi THR

Djoko Adi Prasetyo, seorang pakar antropologi dan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, menjelaskan bahwa tradisi memberi uang baru diyakini berasal dari budaya Timur Tengah dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Filosofi Ketupat Laku Papat Dalam Budaya Jawa, Simbol Hari Raya Idul Fitri

Meskipun sejarah tradisi ini belum tertulis dengan jelas, Djoko menyebut bahwa kemungkinan besar tradisi THR berasal dari bentuk sedekah sesuai ajaran Islam. Tradisi ini merupakan hasil dari proses akulturasi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Jejak Sejarah

Ilustrasi THR di Hari raya Idul Fitri. (Freepik)

Dalam catatan sejarah, terungkap bahwa pada abad ke-16 hingga ke-18, Kerajaan Mataram Islam memiliki tradisi di mana para raja dan bangsawan memberikan uang baru sebagai hadiah kepada anak-anak pengikut mereka saat Idul Fitri. Uang baru tersebut diberikan sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan mereka dalam menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo dari Partai Masyumi, tradisi THR semakin tercetus dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan aparatur negara.

"Hadiah uang baru tersebut diberikan sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan mereka dalam menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh,” ujar Djoko.

Baca Juga: Sejarah April Mop: Asal Usul Perayaan Para Tukang 'Ngeprank' dari Berbagai Negara

Makna dan Kelangsungan Tradisi

Hingga saat ini, masyarakat Indonesia masih mempertahankan tradisi memberi uang baru sebagai wujud kasih sayang dan rasa persaudaraan di antara keluarga dan kerabat. Meskipun zaman telah berubah, tradisi ini tetap relevan.

Dilansir dari laman resmi Kominfo Jatim, Djoko menekankan bahwa budaya tidak abadi. Selama masyarakat masih mendukung tradisi ini, maka tradisi memberi uang baru saat lebaran Idul Fitri akan tetap lestari. Namun, jika dukungan masyarakat berkurang, tradisi ini bisa terkikis dan bahkan menghilang.

Sebagai bagian dari perayaan lebaran, pemberian uang baru memiliki makna simbolik tentang kesucian, kebersihan, ucapan terima kasih, rasa hormat, kebanggaan dalam berbagi, dan rasa syukur. Meskipun teknologi telah memasuki zaman modern, nilai-nilai ini tetap terjaga dalam tradisi yang telah mengakar dalam budaya Indonesia.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Kominfo Jatim