Nakokno ini untuk keluarga pria datang menanyakan kesediaan keluarga perempuan sambil bawa simbol-simbol penuh makna kayak tebu wulung dan cengkir gading.
Mbalesi ini untuk balasan dari pihak perempuan, bawa gula, kopi, dan bumbu kinang lengkap. Penutupnya ada kue-kue ketan yang maknanya biar hubungan makin lengket dan nempel terus.
Lamaran (Peningsetan) yakni untuk pemberian barang-barang dari keluarga pria ke wanita.
Teges Gawe itu untuk menentukan hari baik pernikahan.
Pasang Terop itu kaya pemasangan tenda yang dihiasi janur, pisang, dan simbol lainnya.
Siraman yaitu ritual mandi suci buat calon pengantin wanita.
Melekan ini diadakan malam hari sebelum akad, kumpul bareng warga sambil makan sego golong.
Akad Nikah
Panggih Manten (Temu Pengantin), nah di sinilah adegan Lara Pangkon dilakukan.
Ngunduh Mantu yakni Pengantin wanita datang ke rumah pengantin pria, kalo ini diadakan 1 hari sesudah upacara pernikahan.Tinjo Manten itu saling bersilaturahmi ke keluarga masing-masing, tinjo manten ini di diadakan 5 hari sesudah upacara pernikahan.
Baca Juga: Inilah Tata Cara Pernikahan Pada Masyarakat Samin di Kabupaten Blora yang Perlu Kamu Ketahui
Banyak makna yang bisa diambil dari tradisi Pengantin Putri Jenggolo ini. Bukan cuma soal pernikahan, tapi juga soal menghargai perjuangan, menjaga kehormatan, dan menghormati leluhur. Tradisi ini menunjukkan kalau budaya Jawa khususnya Sidoarjo, kaya banget yang pasti ada pesan hidup lewat simbol atau upacara gitu.
Jadi, buat kamu yang pengen menikah dengan nuansa adat yang kental, mungkin tradisi ini bisa jadi pilihan. Bukan cuma bikin momen makin berkesan, tapi juga ikut melestarikan warisan budaya bangsa.
Ritual Pengantin Putri Jenggolo bukan cuma sekadar acara adat, tapi juga bentuk penghormatan pada nilai budaya dan sejarah Sidoarjo. Dari boneka ayam jago sampai sesi pencak silat, semuanya punya makna yang mendalam. Meski tantangan zaman bikin beberapa bagian mulai ditinggalkan, kita tetap bisa ikut andil menjaga tradisi ini tetap hidup. Yuk, bangga jadi orang Indonesia yang budayanya sekaya gini!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Referensi.data.kemdikbud.go.id