Ada beberapa pendapat mengenai bahan pembuatan minyak bintang, di antaranya:
1. Otak manusia yang terbunuh.
2. Otak ular piton.
3. Burung tertentu yang kakinya dipatahkan beberapa kali sebelum disembelih.
4. Minyak mustika yang terdapat pada pusar ular piton yang mati.
Bahan-bahan tersebut kemudian dikumpulkan dan diadakan ritual pada malam hari saat bintang-bintang bercahaya di atas langit.
Dalam ritual ini, roh-roh nenek moyang dipanggil dan diminta kekuatan dari cahaya bintang, sehingga minyak ini dinamakan minyak bintang.
Minyak Bintang Suku Dayak Kalimantan.
Minyak bintang digunakan dengan cara yang berbeda tergantung pada jenis lukanya:
- Untuk luka ringan, cukup dioleskan pada luka.
- Untuk luka parah atau patah tulang, minyak ini harus ditelan. Jika korban tidak sadarkan diri atau tidak bisa menelan, minyak tersebut diteteskan ke mulutnya agar tertelan.
Minyak bintang konon juga bisa menghidupkan orang mati, namun hanya berlaku untuk orang yang mati terbunuh, bukan karena mati biasa.
Caranya adalah dengan meneteskan minyak ke mulutnya pada malam hari saat bintang bersinar.
Minyak Bintang Suku Dayak Kalimantan.
Beberapa orang memberikan kesaksian mengenai keampuhan minyak bintang. Mereka menyebutkan bahwa saat minyak bintang bekerja, terdengar bunyi-bunyi tulang yang sedang dibetulkan dan korban bisa mengerang kesakitan.
Mereka yang menelan minyak ini konon lidahnya menjulur memanjang dan menjilati lukanya sendiri, yang kemudian sembuh seketika seperti tidak pernah terluka.
Minyak Bintang Suku Dayak Kalimantan.
Orang yang menelan minyak bintang semasa hidupnya disebut-sebut akan kebal dari berbagai senjata tajam dan tumpul. Namun, ketika ajalnya telah tiba, meskipun secara medis sudah mati, beberapa anggota tubuhnya masih bisa bergerak seperti masih hidup.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube @Larasati Channel