Masyarakat pun berbondong-bondong menyaksikan kirab ini, bahkan berebut kotoran kerbau yang dianggap memiliki keberkahan.
Meski kerbau bule sering disebut sebagai Kiai Slamet, sebenarnya mereka adalah keturunan dari kerbau bule pertama yang dipelihara sejak 1742. Kiai Slamet sendiri, menurut beberapa sumber, adalah nama pusaka yang diperoleh Pakubuwono II selama pelariannya. Beberapa percaya bahwa pusaka ini berbentuk tombak dan harus dirawat dengan bantuan kerbau bule. Ada juga yang mengatakan pusaka tersebut dimasukkan secara gaib ke dalam tubuh kerbau bule pertama dan diwariskan secara turun-temurun.
Namun, hingga kini, pihak Keraton tidak pernah secara resmi mengungkap wujud asli dari pusaka Kiai Slamet. Misteri ini menambah daya tarik dan kesakralan tradisi kirab pusaka setiap Malam 1 Suro. Apakah pusaka ini benar-benar ada atau hanya mitos untuk memperkuat kewibawaan keraton, tetap menjadi pertanyaan yang belum terjawab.
Baca Juga: Misteri Makam Mbah Astra Leksana: Pendiri Desa Karangsambung Kebumen, Konon Dilindungi Pohon Keramat
Misteri Kerbau Bule Keramat Saat Malam Satu Suro di Surakarta
Malam satu Suro di Surakarta selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu, terutama dengan kirab pusaka dan kehadiran kerbau bule yang sakral.
Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya lokal, tetapi juga menjadi cerminan dari sejarah panjang dan kepercayaan masyarakat terhadap simbol-simbol keramat.
Kerbau bule, meski dikenal sebagai Kiai Slamet, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita besar Keraton Kasunanan Surakarta dan warisan budaya yang terus dilestarikan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube @Embara Lensa